Etika Shin Tae Yong Dipertanyakan, Meremehkan Pemain Indonesia?

Rabu, 24/06/2020 18:37 WIB
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (Foto: Official PSSI)

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (Foto: Official PSSI)

law-justice.co - Polemik tentang gaya kepemimpinan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong terus berlanjut. Kali ini, ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena menyebut pelatih 51 tahun itu cenderung meremehkan kulitas pemain Indonesia.

Yeyen berpandangan, sejak dikontrak sebagai pelatih Timnas tahun lalu, Shin Tae Yong kerap menunjukkan etika yang kurang pantas. Mulai dari memberhentikan beberapa staf pelatih dari Indonesia, mengkritik PSSI, hingga cenderung meremehkan kualitas pemain Timnas.

"Sebagai pelatih, menurut saya STY (Shin Tae-yong) terlalu banyak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, termasuk meremehkan pemain Indonesia," kata Yeyen dalam keterangannya secara tetulis kepada wartawan.

Salah satu yang jadi korban Shin adalah mantan direktur tekni PSSI Danurwindo. Selain itu, Indra Sjafri juga sempat diberhentikan dari jajaran asisten pelatih.

"STY menyingkirkan Danurwindo dari Dirtek PSSI. Tiga hari kemudian, duduk lagi bersama Danurwindo untuk membicarakan programnya. Ini terlihat tidak elok. Dari sisi etika, sejak awal kedatangan STY sudah tidak baik. Mungkin dia tipe pria yang sulit percaya pada orang asing di luar rekan senegara," ungkap Yeyen.

Yeyeng mengingatkan, Shin adalah pelatih yang secara struktur bekerja di bawah PSSI. Salah satu tujuan PSSI mengontrak pelatih asing, agar tercipta transfer keilmuan kepada pelatih lokal.

"Bukankah dia dibayar mahal untuk memperbaiki sepakbola Indonesia? Jangan sampai begitu kontrak sang pelatih asing selesai, tidak ada jejaknya untuk kita pakai membangun sepak bola nasional," ucap Yeyen.

Yeyen meminta Shin mengklarifikasi semua pernyataan yang disampaikan pelatih Asal Korea Selatan itu di media massa, yang sempat membuat heboh beberapa waktu terakhir.

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar