Sebut Gerindra Jadi `Rasa` PKI, PA 212 Desak Arief Poyuono Dipecat

Jum'at, 19/06/2020 12:51 WIB
Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin (MusliModerat)

Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin (MusliModerat)

Jakarta, law-justice.co - Persaudaraan Alumni atau PA 212 meminta petinggi Partai Gerindra untuk memecat Arief Poyuono dari jabatan wakil ketua umum di partai berlogo kepala garuda itu.

Ketua Media Center Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, pihaknya merasa jengkel dan tersiggung dengan pernyataan Arief Poyuono yang menyebutkan bahwa isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) hanyalah hoaks alias kabar bohong.

Apalagi kata dia, pernyataan Poyuono ini tidak bisa mewakili sikap partai.

"Saya barusan sudah dapat klarifikasi langsung dari Habiburokhman, itu (Poyuono) tidak sama sekali diperkenankan mengatasnamakan Gerindra. Saya mewakili alumni PA 212 meminta Poyuono dipecat, karena Gerindra dibuat rasa PDIP, bahkan dibuat rasa PKI," katanya seperti melansir tagar.id, Rabu malam, 17 Juni 2020.

Dia juga menyarankan Arief Poyuono untuk melompat saja ke PDI Perjuangan yang menurutnya terlalu pro dengan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP.

"Poyuono harus buktikan dong jangan sebar hoaks, bukti PKI bangkit nyata RUU HIP bukti yang terkuak dengan nyata, apa masih mau dipungkiri. Atau Poyuono ikuti arahan Fadli Zon untuk segera balik ke PDIP yang memang cocok bergabung penampung anak PKI," ucapnya.

Dia mengaku juga merasa kesal dengan pernyataan menyoal pihak penentang pemerintah atau oposan langsung dicap kadrun.

Bahkan menurutnya, Poyuono merupakan bagian dari neo-PKI.

Pasalnya menurut dia, label kadrun sejak lama memang disematkan oleh para komunis yang berseberangan dengan kaum agamais di Indonesia.

"Maka bisa diduga kuat Poyuono adalah pendukung PKI atau memang neo-PKI? Dan Poyuono juga telah menyebarkan rasa kebencian di media sosial dengan penghinaan yang berseberangan adalah kadrun. Padahal perkataan kadrun yang saya dapat dari para ulama, itu sudah ada di zaman PKI (lama), dialamatkan kepada para ulama dan umat Islam serta kurunan Arab yang melawan komunis," tegasnya.

Sebelumnya, Ucapan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono yang menyinggung isu Partai Komunis Indonesia (PKI) direspon warganet di media sosial Twitter.

Akibatnya, tanda pagar atau tagar bertulis Tenggelamkan Gerindra menjadi trending topik.

Seperti diketahui, Arief Poyuono dalam video menyatakan isu kebangkitan PKI tak ada alias bohong.

Ia heran isu PKI hanya ramai dan muncul di era Joko Widodo. Menurut dia, isu PKI ini juga sebagai upaya mendelegitimasi Jokowi.

Dia bahkan menyebut yang memainkan isu PKI adalah kadrun atau kadal gurun. Kadrun merupakan istilah polarisasi politik untuk kelompok masyarakat yang aktif mengkritik pemerintahan Jokowi.

Warganet bereaksi dengan ikut mencecar Gerindra terkait pernyataan Arief Poyuono tersebut.

#TenggelamkanGerindra sudah jadi trending di Twitter sejak Rabu dini hari, 17 Juni 2020.

Hingga pukul 10:30 wib, setidaknya ada 7.600 lebih percakapan yang menggunakan tagar itu di Twitter.

Partai Gerindra akhirnya mengimbau agar Poyuono sebaiknya meminta memaaf karena sudah menyinggung isu sensitif usai menjadi sorotan warganet.

Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman mengingatkan agar Poyuono tak asal bicara yang memantik kontroversi publik.

Dia bilang Gerindra punya sikap menyangkut isu PKI. Ia menegaskan sikap Gerindra jelas anti PKI.

"Saya sarankan beliau minta maaf saja kepada publik kalau ucapannya sempat menyinggung. Kalau masih merasa Gerindra, seharusnya ikut garis partai," ujarnya.

Menanggapi itu, Arief Poyuono mengatakan trending #TenggelamkanGerindra tak perlu dianggap serius.

Menurutnya itu hanya ancaman omong kosong dari pihak yang gagal paham untuk Gerindra.

"Paling ngomong tengelamkan Gerindra orang gagal paham kali ya. Enggak punya pengaruh kali. Yuk kita buktikan aja nanti di Pemilu 2024," ujarnya.

Dia yakin trending tagar itu tak akan berpengaruh terhadap Gerindra di Pemilu 2024. Kata Poyuono, justru Gerindra akan jadi kapal induk politik nasional.

"Enggak laku main isu PKI bangkit. Zaman sudah berubah. Generasi baru Indonesia udah di era digital. Sudah cerdas. Masih Ingat kan justru setiap capres yang diserang dan diisukan dengan PKI justru menang," tutur Poyuono.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar