Waspada! Tak Sadar Akan Hal Ini Buat Pasien Covid-19 Meninggal

Jum'at, 12/06/2020 13:57 WIB
Ilustrasi pasien covid-19 (katadata)

Ilustrasi pasien covid-19 (katadata)

Jakarta, law-justice.co - Setelah kemunuculan pertama kali di Kota Wuhan, China, para ahli kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung menjelaskan gejala-gejala dari serangan virus corona. Mulai dari bersin, batuk, demam, hingga sesak nafas dijelaskan semua oleh para ahli.

Belakangan, gejala baru mulai muncul, seperti kehilangan rasa, kehilangan penciuman, dan juga beberapa gejala lainnya. Namun, ternyata ada satu gejala yang tak disadari oleh pasien covid-19 adalah berkurang atau menipisnya jumlah oksigen.

WHO menjelaskan bahwa 80 persen infeksi virus corona atau covid-19 bersifat ringan atau tanpa gejala, diikuti 15 persen mengalami infeksi parah dan sangat membutuhkan oksigen, kemudian 5 persen infeksi kritis yang membutuhkan bantuan ventilator.

Berdasarkan yang terjadi selama ini, ketika seseorang terkena covid-19, ada kemungkinan juga menderita pneumonia covid, yang menggelembungkan kantung udara di paru-paru sehingga terisi dengan cairan atau nanah.

Mengutip Times of India, hal inilah yang menyebabkan pasien mengalami sesak napas. Jika kondisinya seperti ini, maka pasien sangat membutuhkan oksigen.

Namun, banyak pasien tanpa gejala juga menderita kadar oksigen darah yang sangat rendah atau hipoksia tanpa disadari. Bisa jadi karena pada tahap awal penyakit, saturasi oksigen rendah tidak memiliki masalah pernapasan yang jelas.

Menipisnya kadar oksigen dalam tubuh pasien tanpa gejala ini pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung. Karena sebagian besar pasien tanpa gejala tidak mendapatkan gejala yang jelas dari konsentrasi rendah kadar oksigen, sangat penting untuk memantau saturasi oksigen dengan cermat, pada tahap awal penyakit.

Pasien tidak menyadari adanya penipisan oksigen karena mereka dapat bernapas dengan nyaman. Namun, mereka mungkin akan mengalami kebingungan, gangguan kerja psikomotorik dan bahkan euforia, yang dikaitkan dengan kekurangan oksigen di dalam tubuh.

Untuk mengontrol penurunan kadar oksigen yang lambat dibutuhkan oksimetri nadi, yaitu alat kecil yang ditempelkan pada jari seseorang untuk mengukur persentase oksigen dalam darah dan detak jantung. Biasanya, saturasi oksigen seseorang (SpO2) sekitar 94 – 96 persen dan menjadi perhatian ketika mulai turun di bawah 92 persen.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar