Faisal Basri Sebut Rupiah Menguat Karena Pemerintah Ambil Utang

Kamis, 11/06/2020 09:13 WIB
Faisal Basri, ekonom senior  (Radar-palembang.com)

Faisal Basri, ekonom senior (Radar-palembang.com)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Senior Indef, Faisal Basri menyebut penguatan rupiah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak disebabkan oleh kinerja ekonomi Indonesia yang efektif. Namun karena banyaknya utang yang masuk ke Indonesia.

Selain itu kata Pengamat Ekonomi UI ini, penguatan tersebut juga tidak ada kaitannya dengan sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.

"Jadi harus diingat bahwa rupiah menguat adalah refleksi dari pasokan dolar yang meningkat luar biasa masuk ke Indonesia dari utang global bonds. Tidak ada hubungannya dengan penanganan (pandemi Covid-19) buruk atau tidak," kata dia dalam diskusi virtual Indef kemarin, Rabu (10/6/2020).

Kata dia, surat utang global yang masuk ke tanah air itu berupa valuta asing (valas) yang semuanya dimiliki oleh asing.

Selain itu kata dia, juga berasal dari penerbitan surat utang (SUN) dalam bentuk denominasi rupiah dengan bunga yang tinggi.

"Nanti akan kita lihat global bond ini ada yang berupa valas itu 100 persen kan dimiliki asing, kemudian ada setiap periode pemerintah mengeluarkan surat utang dalam denominasi rupiah bunganya tinggi sekali 7 persen, 8 persen," ucapnya.

Dia menambahkan, likuiditas di sejumlah negara menyusul terbitnya kebijakan quantitative easing dengan nilai ratusan triliun rupiah menjadi penyebab banyaknya modal asing yang masuk ke Indonesia.

Menurutnya, kejadian seperti ini akan tak berlangsung lama dan berbahaya bagi kesehatan likuiditas sistem keuangan nasional.

Pasalnya, dengan penerapan new normal yang mulai berjalan, efeknya baru akan dirasakan bulan depan.

"Nah itu asing kan sekarang kelebihan likuiditas karena ada dana stimulus ya. Mereka masuk ke Indonesia membeli surat-surat utang pemerintah karena bunganya rendah, tapi bukan untuk tujuan jangka panjang," katanya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar