Saham Bank BTN Diburu Investor, Warganet Bongkar Kondisi Sebenarnya

Selasa, 09/06/2020 13:37 WIB
Bank BTN (Tribunnews)

Bank BTN (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Sebuah akun Twitter @podoradong membongkar skenario licik pemerintah terkait dengan kondisi Bank Pemerintah, Bank Tabungan Negara (BTN). Dalam cuitannya, Podoradong menjelaskan bahwa Bank BTN Sudah membentuk tim media untuk melawan aksi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang mengumumkan ke publik 7 daftar bank yang bermasalah.

"Bank BTN sudah membentuk tim media untuk melawan rilis yang dikeluarkan BPK terkait list 7 Bank bermasalah," tulisnya seperti dikutip law-justice.co, Selasa (9/6/2020).

Lantas lebih lanjut dia membongkar propaganda yang dilakukan oleh pemerintah melalui Bank BTN untuk menarik para investor. Menurut dia, pemerintah atau Bank BTN membangun opini bahwa banyaknya saham BTN diburu oleh investor karena adanya program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) oleh pemerintah.

Padahal kata dia, yang sebenarnya terjadi adalah pemerintah membeli kembali atau buyback saham BTN, sehingga kondisinya yang bermasalah saat ini bisa terselematakan.

"Saham BTN diburu akibat program Tapera adalah opini yang sengaja dibangun, padahal yang terjadi adalah buyback," jelasnya.

Sementara pada cuitan sebelumnya, yakni pada tanggal 8 April 2020, dia juga menjelaskan bahwa dirinya pernah menulis tentang adanya dua bank BUMN yang terancam kondisi keuangannya. Dan atas cuitan itu, banyak pihak kata dia langsung mengkaitkannya dengan BTN dan Bank Bukopin.

"Banyak yg menghubungkan kondisi yang sedang terjadi di Bukopin dan BTN dengan kicauan kami 8 april lalu," tulisnya.

Tak berhenti di situ, dia juga lantas membongkar kebusukan dari program Tapera. Kata dia, program tersebut untuk menyelamatkan kondisi Bank BTN. Ada pun langkahnya adalah dengan memotong gaji PNS dan swasta hingga 2,5 persen.

"Kebusukan dari program Tapera adalah agenda menyelamatkan bank plat merah, Bank BTN yang dalam kondisi megap-megap. Dengan memotong gaji PNS dan swasta 2,5 persen. Dan semua tertuju pada Taperanya bukan pada kondisi Bank BTN diluar tanggungjawab pemerintahan Jokowi," tulisnya.

Untuk diketahui, hingga kini saham Bank BTN terus diburu oleh para investor. Hingga penutupan perdagangan saham pada Senin (8/6/2020), saham BTN naik 11,37 persen ke level Rp 1.175 per saham. Sementara volume perdagangannya mencapai 3,4 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 400 miliar.

Dan berdasarkan data yang ada, kalau dihitung sejak tanggal 29 Mei 2020, saham BTN sudah naik 54 persen.

 

 

 

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar