Kepada Refly Harun, UAS Ceritakan Akibat Dukung Prabowo di Pilpres

Sabtu, 06/06/2020 10:02 WIB
Prabowo Subianto dengan UAS (republika)

Prabowo Subianto dengan UAS (republika)

Jakarta, law-justice.co - Ustaz Abdul Somat atau UAS terang-terangan mendukung pasangan Prabowo-Sandi saat pemilihan presiden Tahun 2019. Kepada Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dalam acara Dialog bertajuk `Ulama dalam Pusaran Politik Indonesia`, UAS pun mengungkapkan sejumlah akibat dari sikap politiknya tersebut.


Dalam video yang diunggah UAS ke kanal Youtubenya, dia mengatakan dirinya tak dukung Prabowo karena pribadinya, melainkan karena idenya.

"Yang pertama, saya tidak menjadi fans orang, tapi ide dan gagasan. Sehingga saya tidak kecewa, karena gagasan akan diperjuangkan oleh siapapun," kata UAS.

Dia juga mengungkapkan saat dirinya memberikan dukungan terhadap Prabowo-Sandi, dirinya terlebih dahulu mendengarkan fatwa dari para ulama.

"Saya mendengarkan fatwa ulama. Mereka yang menyuruh saya. Lalu kemudian ketika saya sampaikan dengan segala konsekuensinya saya terima," ungkapnya.

Lantas, dia juga mengaku tidak kecewa ketika usai Pilpres, Prabowo malah masuk ke Kabinet Jokowi. Padahal, dia mengaku saat Pilpres dia harus menanggung banyak akibat, seperti pecahnya hubungan, dan rasa benci orang kepadanya begitu terasa.

"Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan. Agar umat tidak menyalahkan saya di masa akan datang. Agar saya tidak abu-abu, saya bersikap, saya punya prinsip," jelas UAS.

Dia juga menceritakan akibat yang ekstrem setelah dirinya menyatakan dukungan kepada Prabowo secara terbuka. Menurutnya, hal itu adalah adanya penolakan untuk mengisi ceramah, termasuk dari perusahaan negara atau BUMN.

"Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan 3000 nasi kotak, tiba-tiba membatalkan dua jam sebelum tablig akbar. Ada BUMN yang mengundang saya setahun sebelumnya untuk hari ulang tahun, dibatalkan seminggu sebelum hari H. Ada yang siap-siap umroh bersama saya 600 orang sudah siap tiketnya, hotelnya, dibatalkan," katanya.

Aksi penolakan terhadap UAS disebut Refly sebagai upaya diskriminatif.

"Itu perlakuan diskriminatif dan tidak equality before the law. No matter anda dukung 01 atau 02, perlakuan harus sama, kan begitu," kata Refly.

Hingga saat ini, UAS mengaku belum pernah bertemu dengan Prabowo lagi.

"Saya tidak ada kontak, tidak ada bertemu, hanya tetap mendoakan mudah-mudahan kita senantiasa istiqomah dalam lailahaillallah muhammadarrasulullah," ucap UAS.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar