Karena Hal Ini, Iran Ancam Israel dan Amerika Serikat

Jum'at, 05/06/2020 14:49 WIB
Presiden Iran dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Kompas)

Presiden Iran dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Hubungan antara Iran dengan Israel dan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat makin panas. Hal itu tak lepas dari sikap Iran yang terus mengecam keras langkah AS dan Israel yang terus mengganggu Iran.

Dalam peringatan meninggalnya Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ruhollah Khomeini, Garda Revolusi Iran (IRGC) kembali menegaskan akan senantiasa berpegang teguh pada prinsi mendiang pemimpinnya itu. Oleh karena itu IRGC juga akan selalu menaati perintah-perintah Pemimpin Revolusi Iran saat ini, Ayatollah Khamenei.

IRGC yakin Iran akan tetap mampu melakukan perlawanan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh AS, Israel, dan negara-negara sekutunya. Sikap ini ditegaskan IRGC, tak lepas dari adanya dugaan unsur asing yang berupaya memecah belah dengan Angkatan Darat Iran (Artesh).

"Meskipun niat jahat dari rezim hegemonik, zionis, dan pengikut jahatnya, sistem intelektual Imam (Ruhollah) Khomeini akan terus bergerak maju," bunyi pernyataan IRGC dilansir Mehr Agency Iranian via viva.co.

"Dipimpin oleh penggantinya, orang yang tepat, Pemimpin Revolusi Iran, di jalan gerakan revolusi, negara, dan rakyat Iran menuju tujuan tertinggi, sejarah luruh, dan mengangkat panji kebangkitan anti-perlawanan. Untuk semua (negara) arogan di dunia," lanjutnya.

Kembali memanasnya hubungan Iran dengan AS bermula ketika Presiden AS, Donald Trump, memutuskan menarik negaranya dari perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada 8 Mei 2018.

Langkah AS itu diduga Iran karena AS ingin memperpanjang masa sanksi embargo ekonomi Iran, yang segera berakhir.

Tak hanya AS, Iran juga menyerang Israel. langkah yang diambil adalah dengan mengambil tindakan tegas jika terus mencaplok wilayah Palestina.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar