Waketum Gerindra Sebut Tim Ekonomi Jokowi Pahlawan Rakyat

Jum'at, 05/06/2020 13:21 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (Tribun)

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Di tengah banyaknya kritik yang diarahkan ke Tim Ekonomi Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono malah memujinya. Dia bahkan menjuluki mereka sebagai pahlawan bagi masyarakat di tengah pandemi covid-19 yang melanda Indonesia.

"Tim ekonomi Presiden Joko widodo harus kita kasih penghargaan dan merupakan pejuang dan pahlawan bagi masyarakat," kata Arief seperti dikutip dari jpnn, Jumat (5/6/2020).

Tak hanya sekadar memberikan pujian. Arief snediri punya alasannya, yakni ekonomi Indonesia yang masih tumbuh di angka 2,9 persen saat roda perekonomian hampir berhenti total karena adanya aturan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.

"Soal proyeksi APBN 2020 meleset itu sangat wajar dan terjadi di semua negara akibat dampak covid-19. Bukan karena kinerja tim ekonomi Jokowi," jelasnya.

Soal perubahan postur APBN 2020 disinggung Jokowi saat membuka rapat terbatas khusus untuk membahas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara virtual, Rabu (3/6).

Arief mengatakan tentang hal itu, presiden mendapatkan laporan bahwa berbagai perkembangan dalam penanganan covid-19 dan langkah strategis pemulihan ekonomi membawa konsekuensi adanya tambahan belanja. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya defisit APBN 2020.

Dia lantas menjelaskan bahwa Kementerian Keuangan memang sudah mengeluarkan proyeksi defisit yang baru yakni 6,27 persen atau makin lebar dari prediksi sebelumnya yang tertuang pada Perpres Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun Anggaran 2020.

Sesuai aturan itu, kata dia pemerintah menyebut defisit APBN sebesar 5,07 persen terhadap product domestik bruto (PDB) atau Rp 852,9 triliun.

Sebab menurutnya, tim perekonomian atau ekonom negara mana pun serta lembaga ekonomi internasional juga tidak akan ada yang bisa dan sanggup memproyeksikan besaran anggaran negara-negara mereka dengan tepat akibat dampak covid-19.

Pasalnya, hari ini dunia sudah masuk dalam era ketidakpastian global akibat pandemi covid-19.

"Akibat belum ditemukannya vaksin dan obat covid-19 dan kapan berakhirnya pandemi covid-19 ini," ujarnya.

Dan menurutnya, proyeksi baru bisa dilakukan bila semua negara dunia sepakat untuk masuk dalam tatanan kehidupan normal baru.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar