Tanggapi Kekerasan Polisi Saat Demonstrasi, Sekjen PBB Angkat Bicara

Selasa, 02/06/2020 07:01 WIB
Polisi di Minneapolis membunuh pria kulit hitam bernama George Floyd dengan cara mencekik lehernya menggunakan dengkul. (Dok. Facebook/Darnella Frazier)

Polisi di Minneapolis membunuh pria kulit hitam bernama George Floyd dengan cara mencekik lehernya menggunakan dengkul. (Dok. Facebook/Darnella Frazier)

law-justice.co - Aksi kekerasan yang menimpa George Floyd ditanggapi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres. Dalam tanggapannya Guterres meminta agar dilakukan penyelidikan secara serius dan menyerukan agar polisi bisa menahan diri dalam menghadapi aksi demonstrasi.

"Kami telah melihat beberapa hari terakhir kasus-kasus kekerasan polisi," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Guterres, di Gedung PBB, New York, seperti dilansir AFP, Selasa (2/6/2020).

"Juga perlu ada investasi dalam dukungan sosial dan psikologis untuk polisi sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik dalam hal melindungi masyarakat," pintanya.

Selain itu menurut Dujarric, Guterres juga mengecam aksi penyerangan yang dilakukan oleh polisi terhadap jurnalis yang sedang meliput aksi demonstrasi menuntut keadilan bagi George Floyd.

"Ketika wartawan diserang, masyarakat diserang. Tidak ada demokrasi yang dapat berfungsi tanpa kebebasan pers," ujarnya.

Diketahui, unjuk rasa di AS, Kanada, dan sejumlah negara Eropa pecah setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal di tangan seorang petugas kepolisian Minneapolis, Derek Chauvin. Chauvin berlutut di leher Floyd selama 8 menit saat proses penangkapannya karena diduga membayar tagihan dengan uang palsu.

Unjuk rasa, yang beberapa aksi justru beralih menjadi aksi kekerasan, mendorong respons polisi yang beragam di seluruh AS, termasuk insiden di mana polisi menggunakan kekerasan dalam menghadapi para pengunjuk rasa.

(Bona Ricki Jeferson Siahaan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar