Produksi Nikel Sendiri Sejak 60-an, Said Didu: Kini Pentingkan China

Senin, 01/06/2020 15:09 WIB
TKA China. (Tribun)

TKA China. (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengaku heran dengan kebijakan pemerintah saat ini yang lebih mementingkan investasi dari China untuk produksi nikel dan baja. Padahal, kata dia orang Indonesia sudah bisa produksi baja dan nikel sendiri sejak tahun 1960-an.

"Sebagai info saja bahwa Indonesia produksi nikel dan baja sejak tahun 1960-an dan dilakukan oleh putera-puteri Indonesia," katanya melalui cuitan di akun Twitternya @msaid_didu seperti dikutip law-justice.co, Senin (1/6/2020).

Lantas dia menduga bahwa alih teknologi menjadi alasan pemerintah di balik itu semua. Dan menurutnya, hal itu tak terlalu penting karena orang Indonesia sendiri bisa melakukannya.

"Sedang masif bahwa seakan-akan penting sekali alih teknologi lewat investasi tambang nikel dari China," katanya.

Seperti diketahui, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaiatan mengatakan akan tetap mendatangkan tenaga kerja asing (TKA) China ke Sulawesi Tenggara. Di sana China berinvestasi untuk tambang nikel dan baja.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Sedang masif bhw seakan2 penting sekali alih teknologi lewat investasi tambang nikel dari China.<br>Sbg info saja bhw Indonesia produksi nikel dan baja sejak tahun 60 an dan dilakukan oleh putera-puteri Indobesia</p>&mdash; Muhammad Said Didu (@msaid_didu) <a href="https://twitter.com/msaid_didu/status/1267360314216988673?ref_src=twsrc%5Etfw">June 1, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar