Ramai-ramai Desak Menteri Nadiem Tunda Waktu Pembukaan Masuk Sekolah

Sabtu, 30/05/2020 06:17 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (kompas)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Terkait rencana tersebut, masyarakat, khususnya warganet pun menolaknya. Aksi penolakan itu mereka tunjukkan melalui dua petisi yang menuntut penundaan masuk sekolah selama pandemi virus Corona (COVID-19) di laman change.org. Kini total pendukung kedua petisi tersebut sudah melewati 100 ribu lebih tanda tangan.

Melansir jpnn, adapun petisi pertama dipelopori Hana Handoko, seorang ibu yang khawatir akan keselamatan anaknya. Lewat petisi di www.change.org/TundaAjaranBaru, Hana menjelaskan alasan kenapa harus menunda ajaran baru.

Dia pun mengambil contoh kasus di Prancis, dimana pemerintah kembali menerapkan lockdown setelah puluhan siswa tingkat TK dan SD terjangkit covid-19.

Contoh lain, di Finlandia juga terdapat 17 siswa dan 4 orang guru yang terpapar Covid-19 ketika sekolah dibuka kembali. Padahal sebelum dibuka, pemerintah sudah memastikan sekolah dalam kondisi aman dengan penyemprotan disinfektan.

Orang kedua adalah Watiek Ideo, seorang ibu yang mempunyai anak masih duduk di SD. Watiek juga dikenal sebagai ibu yang mendedikasikan waktunya untuk menulis cerita anak-anak.

Lewat petisi www.change.org/TundaMasukSekolah, Watiek menjelaskan alasan mengapa sekolah harus ditunda.

"Bagaimana membuat anak-anak bisa memakai masker di sepanjang waktu di sekolah," katanya.

Alasan lain, Watiek menyinggung soal keyakinan para orang tua, bahwa anak-anak tidak akan mengucek mata atau memegang hidung dan mulut selama di sekolah.

"Bisakah anak-anak tetap menjaga jarak minimal 1.5 meter bahkan saat jam istirahat dan pulang sekolah," katanya.

Menurut Watiek, menjalankan protokol kesehatan di sekolah perlu persiapan yang matang baik dari segi fasilitas sekolah hingga edukasi ke orang tua, guru, dan para siswa. Dia mengaku khawatir para guru tidak siap melakukan dua tugas sekaligus, yakni mengajar dan memastikan anak-anak menjalankan protokol kesehatan.

“Untuk itu, saya mengajak semua untuk menandatangani petisi `tunda masuk sekolah selama pandemi demi melindungi anak-anak dan keluarga dari persebaran Covid19`,"

Watiek berharap pemerintah tetap menggunakan sistem belajar di rumah secara online, sebelum vaksin Covid-19 ditemukan.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar