Trump Ngamuk karena Cuitannya Disebut Sesat, Ini Jawaban Bos Twitter
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Ist)
Jakarta, law-justice.co - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat heboh. Kali ini dia memprotes Twitter dengan mengancam akan mengahapus akunnya dasri media sosial Twitter.
Aksi protes Trump terjadi lantaran pihak Twitter menandai cuitan politikus Partai Republik tersebut. Pasalnya, Trump menilai cuitan dari Trump menyesatkan.
Lantas, bos Twitter Jack Dorsey pun angkat bicara. Dia mengaku akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Dia pun meminta agar tak menyerang karyawannya terakit hal ini.
"Ada seseorang yang pada akhirnya bertanggung jawab atas tindakan kita sebagai perusahaan, dan itu saya. Tolong tinggalkan karyawan kami dari ini. Kami akan terus menunjukkan informasi yang salah atau disengketakan tentang pemilu secara global. Dan kami akan mengakui dan memiliki kesalahan yang kami buat," tulisnya dalam akun Twitternya seeprti dikutip law-justice.co, Jumat (29/5/2020).
Fact check: there is someone ultimately accountable for our actions as a company, and that’s me. Please leave our employees out of this. We’ll continue to point out incorrect or disputed information about elections globally. And we will admit to and own any mistakes we make.
— jack (@jack) May 28, 2020
Lebih lanjut, dia juga mengeaskna bahwa pihaknya bukan ingin menjadi wasit sehingga dengan berani mengatakan sesuatu sebagai yang salah atau benar. Dia mengaku, hanya ingin meluruskan pernyataan-pernyataan yang dinilai menyesatkan.
"Ini tidak membuat kita menjadi "wasit kebenaran." Tujuan kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan sehingga orang dapat menilai sendiri. Lebih banyak transparansi dari kami sangat penting sehingga orang dapat dengan jelas melihat alasan di balik tindakan kami," lanjutnya.
This does not make us an “arbiter of truth.” Our intention is to connect the dots of conflicting statements and show the information in dispute so people can judge for themselves. More transparency from us is critical so folks can clearly see the why behind our actions.
— jack (@jack) May 28, 2020
Namun, terhadap postingan Trump tersebut dia menilai dapat menyesatkan orang lain. Karena itu, dia mengatakan pihaknya ingin membuatnya lebih jelas.
"Sesuai kebijakan Civic Integrity kami (https://help.twitter.com/en/rules-and-policies/election-integrity-policy), tweet kemarin dapat menyesatkan orang agar berpikir bahwa mereka tidak perlu mendaftar untuk mendapatkan surat suara (hanya pemilih terdaftar yang menerima surat suara). Kami memperbarui tautan di tweet @ realDonaldTrump untuk membuatnya lebih jelas," tandas jack.
Per our Civic Integrity policy (https://t.co/uQ0AoPtoCm), the tweets yesterday may mislead people into thinking they don’t need to register to get a ballot (only registered voters receive ballots). We’re updating the link on @realDonaldTrump’s tweet to make this more clear.
— jack (@jack) May 28, 2020
Sebelumnya, Donald Trump mencuitkan sesuatu, tapi dinilai Twitter menyesatkan. Terhadap aksi itu, Donald Trump pun marah dan mengatakan bahwa Twitter telah melumpuhkan kebebasn berpednapat.
"Twitter benar-benar melumpuhkan kebebasan berpendapat, dan saya sebagai Presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi,` tulis Trump.
Komentar