Senang Warga DKI Taat PSBB, Anies: Warga Luar Diperketat Masuk!

Selasa, 26/05/2020 08:16 WIB
Sejumlah ruas jalan di Ibu Kota terpantau sepi dari Hiruk pikuk lalu lintas saat hari kedua lebaran, Jakarta, Senin (25/5). Robinsar Nainggolan

Sejumlah ruas jalan di Ibu Kota terpantau sepi dari Hiruk pikuk lalu lintas saat hari kedua lebaran, Jakarta, Senin (25/5). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Tingkat kepatuhan warga DKI Jakarta selama pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pengendalian wabah virus corona dipuji Gubernur Anies Baswedan.

Kata dia, sebanyak 60 persen warga Jakarta menaati PSBB, sebagaimana hasil riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Selama itu pula kata dia, sejak PSBB kali pertama diberlakukan pada 10 April, tren pertumbuhan penularan Covid-19 di Jakarta secara bertahap menurun signifikan.

Sebab, makin sedikit orang yang bepergian dan beraktivitas di luar rumah sehingga memperkecil potensi penularan.

Penurunan kasus infeksi corona di Jakarta diharapkan berimbas pada protokol norma-norma baru yang akan terjadi di tengah masyarakat. Ketika aktivitas dibuka normal kembali, masyarakat diminta tetap disiplin mengikuti aturan menjaga jarak dan menjaga kebersihan.

Meski demikian, dia juga cemas atas kemungkinan warga luar yang akan masuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi terutama setelah masa lebaran Idul Fitri. Sebab, mereka sedikit atau banyak tetap berpotensi membawa virus corona ke Jakarta.

"Kalau sampai itu terjadi, bukan mustahil Jakarta dan wilayah-wilayah sekitarnya akan mengalami gelombang kedua wabah Covid-19. Maka kerja keras selama tiga bulan terakhir akan sia-sia karena terjadi lagi ledakan kejangkitan corona. Tidak ada pilihan lain kecuali memperketat pemeriksaan warga yang akan masuk ke DKI Jakarta dan sekitarnya" ujarnya seperti melansir vivanews.com.

Dia menambahkan, karena alasan itu, selama masa PSBB periode ketiga, yang berlaku mulai 22 Mei sampai 4 Juni, menjadi masa yang menentukan bagi DKI Jakarta dan daerah-daerah penyangga di sekitarnya. Apabila perkembangannya bagus, Ibu Kota siap untuk memasuki kondisi hidup normal yang baru atau disebut new normal.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar