Akibat Corona, Harta Pemilik Grup Djarum Hilang 174,9 Triliun

Senin, 25/05/2020 07:21 WIB
Robert Budi dan Michael Hartono, orang terkaya di Indonesia kehilangan 174,9 triliun akibat pandemi covid-19 (foto: tribunnews)

Robert Budi dan Michael Hartono, orang terkaya di Indonesia kehilangan 174,9 triliun akibat pandemi covid-19 (foto: tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Harta dari sejumlah orang kaya di Indonesia hilang tanpa membekas akibat pandemi covid-19. Yang paling berdampak adalah pemilik Grup Djarum yang sepertiga atau senilai Rp 174,9 Triliun harta kekayaannya menguap begitu saja.

Adapaun Bloomberg mencatat bahwa terdapat empat dari lima orang kaya Indonesia yang masuk dalam daftar Bloomberg Billionaires Index harta kekayaannya ambles dalam lima bulan terakhir.

Melansir kontan.co.id, sejak awal tahun 2020 hingga 24 Mei 2020 atau year-to-date (ytd), gabungan harta kekayaan dua bersaudara pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, sudah berkurang hingga US$ 11,83 miliar atau Rp 174,91 triliun (kurs Rp 14.785 per dollar AS). Kini harta kekayaan yang tersisa dari kedua orang ini adalah US$ 21,4 miliar. Kalau dihitung-hitung, sepertiga lebih dari total harta kekayaan keduanya hilang.

Menyusut drastisnya kekayaan duo Hartono tak lepas dari anjloknya harga saham dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Sebab, Bank BCA adalah sumber utama keberhasilan dari adik kakak ini.

Kini harga saham BBCA di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan Rabu (20/5) hanya Rp 23.825 per saham. Angka itu sudah menyusut 28,77% dibandingkan posisi awal tahun senilai Rp 33.450 per saham.

Di periode yang sama, kapitalisasi pasar (market cap) BBCA telah menguap Rp 237,30 triliun menjadi Rp 587,41 triliun.

Tak hanya duo Budi, orang kaya lainnya yang ikut terkena dampak signifikan akibat pandemi covid-19 adalah Prajogo Pangestu, pemilik Grup Barito. Selama lima bulan terakhir, harta Prajogo merosot US$ 2,4 miliar (Rp 35,48 triliun). Kini hartanya tinggal US$ 6,24 miliar.

Dalam lima bulan terakhir, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sudah menyusut 16,38% menjadi Rp 1.225 per saham. Di periode tersebut, market cap BRPT sudah menurun Rp 21,36 triliun menjadi Rp 109,05 triliun. Prajogo sendiri menguasai 71,53% saham Barito Pacific.

Prajogo juga menguasai saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Harga saham emiten petrokimia ini sudah menyusut 32,60% (ytd) menjadi Rp 6.925 per saham. Di periode yang sama, market cap TPIA turun Rp 59,74 triliun menjadi Rp 123,50 triliun.

Adapun Tan Siok Tjien, istri mendiang pendiri PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mencatatkan harta kekayaan US$ 6,41 miliar, per 24 Mei 2020. Angka itu sudah menyusut US$ 1,4 miliar selama lima bulan terakhir.

Sedangkan Sri Prakash Lohia adalah satu dari lima taipan Indonesia di Bloomberg Billionaires Index yang nilai kekayaannya justru bertambah selama masa pandemi corona.

Pendiri perusahaan petrokimia dan tekstil Indorama Corporation itu membukukan harta kekayaan US$ 5,64 miliar, per 24 Mei 2020. Angka tersebut sudah meningkat US$ 208 juta atau Rp 3,08 triliun dibandingkan posisi awal tahun.

Untuk diketahui, Bloomberg Billionaires Index merupakan peringkat harian 500 orang terkaya di dunia. Dalam menghitung kekayaan bersih, Bloomberg News berupaya menyediakan perhitungan paling transparan. Setiap profil miliarder berisi analisis terperinci tentang bagaimana kekayaan mereka dihitung.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar