Kisah Menyeramkan Hutan Aokigahara, Tempat Orang Jepang Bunuh Diri

Rabu, 20/05/2020 22:01 WIB
Hutan Aokigahara tempat orang bunuh diri di Jepang (Aokigahara.com)

Hutan Aokigahara tempat orang bunuh diri di Jepang (Aokigahara.com)

law-justice.co - Banyak alasan orang untuk bunuh diri. Mereka rata-rata sudah menyiapkan dengan matang, di mana lokasi yang akan dipilih untuk memutus nyawa. Ada yang terjun dari gedung atau jembatan, minum disinfektan di kamar tidur atau gantung diri di area terpencil yang jarang dilewati manusia.

Di Jepang, ada sebuah hutan yang dikenal sebagai lokasi orang bunuh diri. Namanya hutan Aokigahara, berada sekitar 100 kilometer dari sebelah barat Tokyo dengan luas 30 kilometer per segi. Hutan ini gelap dan lembab karena dipenuhi pohon yang rimbun. 

Dikutip dari tsunagujapan.com semuanya berawal dari sebuah novel misteri berjudul “Kuroi Jukai” yang berarti Laut Hitam Pepohonan, karangan Seicho Matsumoto (1960). Di akhir buku, diceritakan sepasang kekasih yang bunuh diri di sebuah hutan yang akhirnya menginspirasi orang untuk melakukan hal yang sama di Aokigahara.

Dalam mitologi Jepang, Aokigahara, diyakini sebagai tempat berkumpulnya arwah-arwah gentayangan, banyak setan. Orang Jepang percaya, mereka yang memasuki hutan tidak akan pernah kembali. Itu bisa saja benar, karena pelancong yang tidak mengerti medan, gampang tersesat di dalam lebatnya hutan. Selain itu, tanah vulkanik yang mengandung besi magnet sering mengganggu fungsi kompas atau telepon selular.

Alasan lain mengapa orang percaya bahwa hutan berhantu, dilansir dari aokigaharaforest.com, karena adanya yurei atau jiwa yang dipenuhi dengan kebencian, kesedihan, dan keinginan untuk membalas dendam.

Menurut legenda, selama masa kelaparan, orang-orang membawa anggota keluarga mereka  ke hutan dan membiarkan mereka mati di sana, agar bisa menyimpan makanan  bagi anggota keluarga yang lain. Mereka yang tersisa di hutan perlahan-lahan mati kelaparan lalu berubah menjadi yurei.

Dalam kepercayaan populer Jepang, jika seseorang meninggal dalam rasa kebencian, kemarahan, kesedihan, atau keinginan yang kuat untuk membalas dendam, jiwa mereka tidak dapat meninggalkan dunia ini dan terus berkeliaran. Yurei tidak menginginkan apa pun selain dibebaskan dari kutukan.

Keyakinan pada yurei masih berlanjut hingga hari ini. Jika ada mayat ditemukan di Aokigahara, penjaga hutan menempatkannya di bangunan di sebelah hutan sebelum dikirim ke pihak berwenang.

Menurut legenda, jika tubuh dibiarkan sendirian di ruangan, yurei akan bergerak-gerak dan berteriak di dalam ruangan. Oleh karena itu, penjaga hutan akan mengundi, siapa yang bertugas menjaga mayat selama menunggu petugas datang.

Dilansir dari BBC, ada 21.897 orang yang meninggal karena bunuh diri di Jepang pada tahun 2016. Dalam 20 tahun terakhir, angka tersebut masih masuk yang paling rendah. Rata-rata pelaku bunuh diri di hutan ini adalah laki-laki berusia antara 45 hingga 50 tahun.

 

 

 

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar