Sekali Lagi, Tontowi Ahmad Ikut Mengkritik PBSI

Selasa, 19/05/2020 16:21 WIB
Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow (Foto: PBSI)

Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow (Foto: PBSI)

law-justice.co - Pebulutangkis ganda campuran Tontowi Ahmad mengungkapkan bahwa salah satu alasannya pensiun dari pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) adalah karena kurangnya penghargaan terhadap pemain berprestasi. Penjelasan itu mengingatkan kita pada apa yang pernah dikatakan oleh legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat.

Tontowi menyatakan diri mundur dari PBSI pada Senin (18/5/2020). Peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu mengatakan, ia kecewa karena diberi status "pemain magang" oleh PBSI. Bekas rekan setim Liliyana Natsir itu mengaku seperti ditempatkan sebagai atlet yang baru masuk Pelatnas.

"Sebetulnya itu bukan masalah. Tapi saya kaget karena PBSI menetapkan saya sebagai atle magang. Saya agak keberatan karena status itu biasanya untuk atlet junior yang baru masuk pelatnas," ujar Tontowi saat melakukan jumpa pers kepada wartawan melalui aplikasi Zoom, Senin (18/5/2020).

Pemain yang biasa disapa Owi itu mengatakan, sepanjang 2019 sudah berusaha tampil maksimal bersama pasangan barunya, Winny Oktavina Kandow. Walau minim gelar juara, pasangan itu berkali-kali berhasil menundukkan pemain dengan ranking 10 dunia. Namun predikat pemain magang justru ia dapatkan pada akhir tahun 2019, tahun yang sama ketika ia masih menduduki pemain peringkat pertama di dunia.

"PBSI itu organisasi yang bisa mengayomi dan menghargai anak buahnya. Contoh saya yang sudah berprestasi, saya tahun kemarin masih peringkat satu dunia dan saya baru dicoba satu pasangan. Walaupun belum pernah masuk semifinal tapi saya sudah mengalahkan pemain-pemain top 10. Maksudnya, saya tidak sejelek itu, sehingga harus langsung dibuang."

Kendati begitu, Owi mengaku bahwa status tersebut bukan satu-satunya alasan ia pensiun. Rencana itu sudah ada sejak tahun lalu, karena ingin lebih dekat dengan keluarga. Tapi ditunda karena merasa dirinya masih kompetitif. Pemain 32 tahun itu bahkan ingin mencapai performa terbaik bersama pasangan barunya, Apriyani Rahayu.

"Ternyata tiba-tiba begitu. Sebetulnya saya sudah tidak mau bahas keputusan PBSI itu lagi. Tapi saya ingin kasih sedikit masukan kepada PBSI, harus bisa lebih menghargai (atlet). Saya tak tahu itu individu atau organisasi, tapi ini kan mengatasnamakan organisasi," ungkap dia.

Kritik pedas yang dilontarkan Owi mengingatkan kita pada apa yang dikatakan oleh legenda di sektor tunggal putra, Taufiq Hidayat. Peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena itu mengatakan bahwa ia juga merasa tidak dihargai di PBSI karena dianggap sering melontarkan kritik. Menurut dia, banyak pihak-pihak yang tidak paham bulutangkis, tapi memiliki posisi strategis di PBSI.

"Gue masuk ke PBSI saja, mereka takut. Gue orang bulutangkis juga lho. Gue tidak diterima di sana. Banyak yang takut gue ada di situ. Makanya bagaimana caranya gue dimatiin, enggak bisa gerak. Kamu kira di PBSI itu banyak orang yang tahu tentang bulutangkis? Enggak juga,” ujar Taufik, pada bincang-bincang di podcast Deddy Corbuzier yang diunggah Senin (11/5/2020).

 

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar