KSPI Gugat Surat Edaran Menaker ke PTUN, Minta THR Dibayar Penuh

Jum'at, 15/05/2020 18:45 WIB
Ilustrasi Tunjangan Hari Raya (Foto:Fajar.co.id)

Ilustrasi Tunjangan Hari Raya (Foto:Fajar.co.id)

law-justice.co - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) resmi mendaftarkan gugatan atas surat edaran Menaker terkait Tunjangan Hari Raya (THR) ke PTUN Jakarta, pada Kamis (14/5). Gugatan tersebut teregister dalam Kepaniteraan PTUN Nomor: 107/G/2020/PTUN Jakarta. Perusahaan tetap diminta mengacu pada PP 78/2015 tentang pembayaran THR.

Sehubungan dengan sudah didaftarkannya gugatan tersebut, Presiden KSPI Said Iqbal menyerukan kepada seluruh pimpinan perusahaan untuk membayar THR paling lambat H-7 minimal sebesar 1 bulan upah bagi pekerja yang sudah bekerja selama 1 tahun. Sedangkan bagi yang belum 1 tahun, besarnya diberikan secara proporsional.

"Sesuai yang diatur dalam Pasal 7 PP 78/2015, bilamana ada perusahaan yang terlambat membayar THR (setelah H-7 lebaran) atau membayar dengan cara mencicil atau menunda pembayaran THR, KSPI akan menggugat secara perdata perusahaan tersebut ke Pengadilan Negeri setempat dengan tuntutan pengusaha wajib membayar denda sebesar 5% dengan tidak menghilangkan kewajiban membayar THR sebesar 100%," kata Said Iqbal melalui keterangan pers, Jumat (15/5/2020).

Jika ada perusahaan yang mengaku tidak mampu membayar THR secara penuh dan menggunakan surat edaran, KSPI meminta perusahaan untuk menunjukan secara tertulis laporan pembukuan keuangan satu tahun terakhir yang menyatakan perusahaan merugi dan laporan yang menunjukkan keuangan perusahaan dalam tahun berjalan.

KSPI juga mengingatkan Menaker dan jajaran instansi pemerintah lainnya, bilamana ada perusahaan yang membayar THR dengan menggunakan surat edaran Menaker, tidak menutup kemungkinan akan terjadi gejolak dimana-mana. Seperti yang terjadi di PT Yongjin dan Dhosan di Sukabumi, yang setelah didemo ribuan buruh baru membayar THR 100%.

"Ini menjelaskan bahwa perusahaan menyatakan tidak mampu membayar THR di tengah pandemi Corona kemudian membayar dengan cara dicicil atau ditunda ternyata tidak benar. Buktinya setelah didemo baru bersedia membayar penuh," katanya.

Dengan telah digugat ke PTUN pada hari ini, maka KSPI mengigatkan agar perusahaan di Indonesia dalam membayar tidak mengacu menggunakan surat edaran Menaker. Karena surat edaran tersebut sedang menjadi objek sengketa.

"Dalam hal ini, KSPI juga menginstruksikan kepada anggotanya untuk mengacu pada PP 78/2015 sebagai dasar pembayaran THR jika diminta berunding dengan perusahaan," tegas Said Iqbal.

 

(Lili Handayani\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar