Mengingat Indonesia Nyaris Mentas Di Piala Dunia 1958

Selasa, 12/05/2020 21:06 WIB
Tim nasional sepak bola Indonesia tahun 1958 (Foto:fikrihmd.wordpress.com)

Tim nasional sepak bola Indonesia tahun 1958 (Foto:fikrihmd.wordpress.com)

Jakarta, law-justice.co - Hari ini, kita memperingati kemenangan bersejarah Indonesia atas Tiongkok di kualifikasi Piala Dunia 1958. Dahulu hingga sekarang, Indonesia dan Piala Dunia bak air dan minyak. Sangat sulit untuk bersatu.

Indonesia memang pernah mencecap Piala Dunia 1938, tapi waktu itu masih bernama Hindia-Belanda. Sejak Indonesia meraih kemerdekaan hingga sekarang, tampil di Piala Dunia masih menjadi mimpi di siang bolong.

Namun, hal itu nyaris terwujud pada enam dekade yang lalu, mimpi itu menjadi targetnya adalah melaju Piala Dunia 1958 yang digelar di Swedia dan Indonesia memang berada dalam momentum bagus.

Kala itu, di era 1950-an, Indonesia adalah salah satu negara yang disegani di Asia. Tim Merah Putih berjaya dalam sejumlah laga persahabatan melawan negara-negara Asia. Indonesia juga diperkuat beberapa pemain legendaris seperti Maulwi Saelan, Ramang dan Tan Lion Hou. Tak heran, julukan Macan Asia tersemat kepada mereka.

Setelah finis keempat di Asian Games 1954, Indonesia tampil di Olimpiade Melbourne 1956, lalu berlanjut di Kualifikasi Piala Dunia 1958 zona Asia-Afrika. Ini jadi ajang Kualifikasi Piala Dunia pertama bagi Indonesia sejak merdeka pada 1945.

Tim Garuda melaju mulus di babak prakualifikasi setelah menang walk out (WO) atas Taiwan. Indonesia yang dilatih oleh pelatih legendaris Toni Pogacnik lantas maju ke babak kualifikasi putaran pertama dan tergabung di Grup 1 bersama Tiongkok saja setelah Australia memilih mundur.

Pada 12 Mei 1957, dilangsungkanlah duel pertama melawan Tiongkok di Stadion Ikada (sekarang Lapangan Monas), Jakarta dan disaksikan 80 ribu penonton. Ini adalah pertemuan pertama kedua tim di level internasional.

Bomber andalan Indonesia Ramang memborong dua gol dan Indonesia menang 2-0. Dalam sebuah berita, salah satu gol mantan pemain PSM Makassar itu dicetak lewat tendangan salto yang sangat indah. Kemenangan ini membuka lebar peluang Indonesia lolos ke babak selanjutnya.

Sebulan berselang, Tiongkok menebus kekalahannya dari Indonesia dalam pertemuan kedua di Xiannongtan Stadium, Beijing. Lewat pertarungan sengit, Tiongkok mampu menundukkan Indonesia dengan skor tipis 4-3, dengan Ramang lagi-lagi mengemas dua gol.

Karena sama-sama menang, laga play-off terpaksa digelar lagi di tempat netral. Pertandingan yang berlangsung di Yangon, Burma (Myanmar) tersebut berakhir imbang tanpa gol hingga perpanjangan waktu. Waktu itu belum diperkenalkan adu penalti. Indonesia pun berhak lolos berkat selisih gol yang lebih baik ketimbang Cina.

Di kualifikasi putaran kedua, Indonesia tergabung bersama Israel, Sudan dan Mesir. Di sinilah masalah muncul. Tak ada satu pun yang bersedia melawan Israel. Indonesia mengikuti jejak Sudan dan Mesir yang secara politis musuh Israel pasca Perang Arab-Israel 1946 dan 1956.

Indonesia menolak bertanding di markas Israel karena hal tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap kedaulatan negara Israel. Berbagai langkah sudah ditempuh, seperti mengirimkan surat permohonan kepada FIFA agar laga kontra Israel dilangsungkan di tempat netral. Namun, FIFA menolak permohonan itu sehingga Indonesia memilih mundur.

“Indonesia yang secara politik sedang getol-getolnya mengumandangkan perlawanan terhadap neokolonialisme, menganggap Israel sebagai penjajah rakyat Palestina dan karena itu, menolak bertanding di Israel,” tulis Owen A. McBall dalam bukunya, Football Villains, seperti dikutip Historia.

Barangkali kisahnya akan berbeda jika politik dan olahraga tidak dicampuradukkan. Menilik peta kekuatan di putaran kedua itu, Indonesia punya materi kekuatan yang unggul ketimbang lawan-lawannya. Andai menjadi juara grup, Indonesia bakal langsung lolos ke Swedia untuk melakoni debut Piala Dunia dengan nama Indonesia.

Israel pada akhirnya batal berangkat ke Swedia. FIFA melarang sebuah tim lolos ke Piala Dunia tanpa bertanding dan lantas mencarikan lawan tanding Israel. Setelah Belgia dan Turki keberatan, dipilihlah Wales yang tak lolos dari zona Eropa tapi punya poin tinggi. Wales unggul agregat 4-0 atas Israel dan melaju ke putaran Piala Dunia 1958 untuk pertama kali.

Indonesia sendiri memutuskan untuk vakum sementara dari kualifikasi Piala Dunia karena situasi politik di dalam maupun luar negeri dan baru kembali berlaga lagi di kualifikasi Piala Dunia pada 1974.

 

Indonesia vs Tiongkok 2-0

Grup 1 - Putaran Pertama Kualifikasi Piala Dunia 1957 zona Asia & Afrika

12 Mei 1957 | Lapangan Ikada, Jakarta | Pencetak gol: Ramang (47`, 80`)

Indonesia: Saelan, Chaerudin, Kiat Sek, Him Tjiang, Rukma, Liong Houw, Saari, Sian Liong, Ramang, Danu, Ramli.

Tiongkok: Chang Chun-hsiu, Chen Fu-lai, Wang Teh Fa, Kao Jun-seh, Tjou-hsing, Tjan Tjing-tien, Ha Tjeng kuang, Hsien Kuei-fu, Tjang Hung-ken, Wang Lu, Nien Wei-sei.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar