Cara Atasi Isolasi Diri Akibat Corona Agar Tidak Sakit Mental

Minggu, 03/05/2020 07:57 WIB
ilustrasi virus corona yang menyebabkan covid-19 (kompas)

ilustrasi virus corona yang menyebabkan covid-19 (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Virus Corona (COVID-19) yang terjadi di seluruh dunia tidak bisa dianggap enteng. Berbagai langkah pun diambil untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Sejumlah negara telah menerapkan status lockdown dan isolasi diri untuk menjaga wilayahnya. Akibat kebijakan ini, telah berdampak terhadap sektor-sektor kehidupan masyarakat.

Selain penerapan status lockdown, negara-negara yang terdampak virus corona juga telah melakukan physical distancing, salah satunya Indonesia. Hal ini merupakan kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (COVID-19).

Namun, tidak berarti seseorang dapat memutus kontak dengan orang lain secara sosial. Penggunaan frasa physical distancing diharapkan dapat memperjelas imbauan WHO, yaitu menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar.

Kendati demikian, menjaga jarak secara sosial dan isolasi diri bisa terasa sulit. Seperti yang diutarakan Gubernur New York, Andrew Cuomo dalam keterangan harian status COVID-19 di wilayahnya. “Jangan anggap remeh trauma pribadi, dan sulitnya menjalankan isolasi diri. Ini kenyataan, ”kata Cuomo seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (3/4/2020).

"Ini bukan kondisi alami manusia untuk tidak terhibur, punya kedekatan, merasa takut dan tidak bisa merangkul seseorang. Ini semua hal yang tidak wajar dan membingungkan,” sambungnya.

Sejumlah ahli bahkan sudah lama mengetahui kesepian atau perasaan terisolasi dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan demensia pada orang dewasa. Respons sistem kekebalan tubuh yang melemah, tingginya tingkat obesitas, tekanan darah, penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek juga dapat menjadi faktor berpengaruh.

Sedangkan pada anak-anak yang punya sedikit teman, terintimidasi atau terisolasi di sekolah cenderung mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan beberapa kelambanan dalam perkembangan.

Namun pernyataan Gubernur New York, Andrew Cuomo tersebut dibantah oleh Kepala Bagian Psikologi di Rumah Sakit Anak San Antonio, Elena Mikalsen. Menurut Elena, jika dikaitkan dengan pandemi global seperti COVID-19, tidak ada catatan yang dapat menjadi rujukan bagi para ahli medis."Studi yang dilakukan lebih mengarah pada isolasi secara paksa tanpa adanya dukungan,"ujarnya.

Terlepas dari perdebatan yang ada, sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan untuk mengusir kebosanan saat physical distancing di rumah, yakni melakukan aktivitas yang bermanfaat. Di antaranya berkebun di halaman rumah. Hal ini memberikan manfaat dan mengusir kebosanan, terutama pekerja kantoran yang tidak memiliki aktivitas rutin di rumah.

 
Selain menanam di pekarangan rumah, kegiatan mengasuh cucu bagi orang usia lanjut juga bisa jadi aktivitas yang menyenangkan menghalau kebosanan di rumah. "Perhatikan cucu juga bisa," katanya.

Selain berkebun, memasak adalah aktivitas yang bisa Anda terapkan saat isolasi diri. Cobalah resep-resep baru yang bisa ditemukan di internet atau resep buku masakan. Anda bisa memasak bersama keluarga sebelum bersantap. Poin paling penting adalah pertahankan pola hidup sehat dengan olahraga dan tidur yang cukup. (Okezone.com)

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar