Sindir Bansos `Bantuan Presiden` Tersendat, PAN: yang Dimakan Tas-nya?

Jum'at, 01/05/2020 06:37 WIB

Jakarta, law-justice.co - Bantuan paket sembako bertuliskan ‘Bantuan Presiden’ menuai kecaman dan kritik pedas dari banyak pihak.

Pasalnya, hanya lantaran tas pembungkus belum rampung diproduksi, bantuan tersebut akhirnya tertunda.

Sedangkan masyarakat sudah menanti bantuan tersebut di tengah wabah corona atau Covid-19.

Hal itu sangat disayangkan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto.

Demikian disampaikan Yandri Susanto dalam keterangannya, Kamis (30/4/2020).

“Keterlambatan itu ya kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan ‘bantuan presiden’,” tuturnya.

Terlebih, masyarakat sejatinya tak membutuhkan tas berlogo Jokowi itu. Melainkan isinya.

“Kan bukan tas-nya yang mau dimakan? Kan berasnya, sama bahan-bahan pokoknya,” tegasnya.

Karena itu, Ketua Komisi VIII DPR RI ini menilai tas berwarna mera putih itu tak menjadi hal penting bagi masyarakat.

“Yang penting tepat waktu, kalau tas yang bertuliskan ‘bantuan presiden’ bulan depan kan masih bisa, karena akan ada bantuan lagi,” kritiknya.

Yandri juga sangat menyesalkan tersendatkan bantuan bertuliskan ‘Bantuan Presiden’ itu.

Akibat tersendatnya ditribusi, akhirnya masyarakat banyak yang memilih pulang kampung lantaran tak lagi memiliki penghasilan.

“Saya juga tahu juga kenapa kemasannya harus ada tulisan bantuan presiden, itu,” ujarnya.

Senada juga disampaikam Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

“Ini bansos (bantuan sosial) atau banpres (bantuan presiden)?” ujar Fadli Zon melalui akun Twitter pribadi miliknya, @fadlizon, Rabu (30/4/2020).

Menurutnya, tak semestinya bantuan itu dimanfaatkan untuk pencitraan pribadi.

Terlebih di era seperti saat ini di mana pencitraan sudah tidak diperlukan lagi.

“Toh uang rakyat kembali ke rakyat. Bukan uang pribadi Presiden,” lanjutnya.

Bahkan, dirinya meyakini bahwa sejatinya masyarakat sama sekali tidak membutuhkan tas berlogo Jokowi itu.

Sebaliknya, yang dibutuhkan masyarakat adalah isi di dalam tas tersebut.

“Saya yakin rakyat tak butuh tas berlogo ‘banpres’ tapi isinya,” tuturnya.

Untuk diketahui, sebanyak 1,3 juta bantuan sosial untuk keluarga miskin dan rentan miskin tengah dipersiapkan oleh Kementerian Sosial.

Nilai bantuan sebesar Rp300 ribu per paket akan disalurkan dua kali dalam sebulan itu disiapkan di sejumlah tempat.

Belakangan, pengepakan sempat tersendat karena tas bertulis ‘Bantuan Presiden’ tidak cukup.

Pengepakan sempat hanya 5 ribu bungkus sehari. Padahal targetnya 20 ribu paket.

Adapun tas bertuliskan ‘Bantuan Presiden’ diambil dari pabrik tekstil di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sritex. (pojoksatu.id).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar