Selamat Ginting, Wartawan Senior Republika

Ini Dia Daftar Jenderal yang Pulang Kampung Kuasai Korem

Jum'at, 01/05/2020 00:01 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI, Hadi Tjahjanto (IST)

Panglima TNI Marsekal TNI, Hadi Tjahjanto (IST)

Jakarta, law-justice.co - Dengan pangkat baru, tiga jenderal asal Sulawesi Selatan pulang kampung ke Komando Daerah Militer (Kodam) Hasanuddin. Mereka adalah Brigjen Djashar Djamil, Firman Dahlan, dan Andi Kaharuddin.

Ketiganya sama-sama berasal dari Korps Zeni. Djashar dan Firman abituren (lulusan) Akademi Militer (Akmil) 1988-B (program pendidikan taruna tiga tahun). Sedangkan Kaharuddin abituren Akmil 1988-A (program pendidikan taruna empat tahun). Firman dan Kaharuddin segera menjadi brigadier jenderal (brigjen), karena jabatannya untuk brigjen.

Brigjen Djashar Djamil menjadi komandan komando resor militer (Danrem) Toddopoli, Watambone, Sulawesi Selatan. Brigjen Firman Dahlan menjadi Danrem Taraoda Tarogau di Mamuju, Sulawesi Barat. Provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya, Brigjen Andi Kaharuddin menjadi kepala kelompok staf ahli (kapok sahli) Panglima Kodam Hasanuddin.

Kaharuddin menyusul kepala staf Kodam (kasdam) Brigjen Andi Muhammad yang juga asal Sulawesi Selatan dari Akmil 1988-A. Namun Andi Muhammad dari Korps Infanteri. Sedangkan Pangdam Hasanuddin Mayjen Andi Sumangerukka, abituren Akmil 1987 dari Korps Arhanud (artileri pertahanan udara) juga putra daerah Sulawesi Selatan. Sehingga lima jenderal asal Sulawesi Selatan kini kompak pulang kampung menjaga kedaulatan wilayahnya.

Mutasi para jenderal itu berdasarkan keputusan Panglima TNI Nomor Kep/385/IV/2020, tanggal 19 April 2020 lalu. Mutasi ini melibatkan 329 perwira tinggi (pati) TNI.

Sebelumnya ada mutasi berdasarkan keputusan Panglima TNI Nomor Kep/355/III/2020, tanggal 31 Maret 2020. Mutasi melibatkan 27 pati TNI. Bahkan sebelumnya pada 30 maret 2020, beredar susunan mutasi yang melibatkan 402 personel, namun belum ditandatangani Panglima TNI. Susunan itu akhirnya dikukuhkan melalui dua keputusan tersebut. Kemungkinan akan ada keputusan baru untuk melengkapi susunan sebelumnya.

Dua keputusan tersebut, seperti yang pernah diungkapkan Presiden Joko Widodo saat rapat pimpinan TNI-Polri di di Istana Negara, akhir Januari 2020 lalu. “Ada 60 jabatan baru untuk perwira tinggi dengan pangkat bintang satu sampai bintang tiga,” kata Jokowi yang antara lain didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Restrukturisasi, menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dilakukan berdasarkan peraturan presiden (perpres) Nomor 62/2016 tentang Susunan Organisasi TNI. Antara lain sebanyak 21 Korem tipe B akan dinaikkan menjadi Korem tipe A. Sehingga komandannya akan berpangkat bintang satu (brigjen).

“Penambahan jabatan tetap akan mempertahankan piramida, sehingga diharapkan akan bisa menyerap pati-pati yang sebelumnya banyak nonjob,” ujar Marsekal Hadi.

Di lingkungan Kodam, selain Korem tipe B naik jadi tipe A, para irdam juga naik jadi brigjen. Begitu juga kapokahli pangdam untuk jenderal bintang satu. Jadi di Kodam ada beberapa jabatan perwira tinggi, yakni: pangdam, kepala staf Kodam (kasdam), irdam, kapoksahli, serta komandan Korem tipe A.

Pulang kampung

Ada hal menarik dari dua keputusan tentang mutasi perwira tinggi tersebut. Kini banyak jenderal yang pulang ke kampung dengan mendapatkan job di tanah kelahirannya. Bukan hanya di Kodam Hassanuddin saja, tetapi juga di Kodam lainnya.

Tiga putra daerah Sulawesi Utara, dengan pangkat barunya, juga pulang kampung. Brigjen Prince Meyer Putong, abituren Akmil 1990 dari Korps Kavaleri didaulat menjadi Komandan Korem (Danrem) Santiago di Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Diikuti Brigjen Junior Tumilaar, abituren Akmil 1988-A dari Korps Zeni menjadi Irdam Merdeka. Kemudian Brigjen Josias Mamuko, abituren Akmil 1985 dari Korps Infanteri sebagai kapoksahli panglima Kodam (Pangdam) Merdeka.

Dengan pangkat barunya, Brigjen Arnold AP Ritiauw dan Brigjen Chairussani Abbas Sopamena juga pulang kampung. Arnold Ritiauw abituren Akmil 1991 dari Korps Zeni dipercaya menjadi Danrem Binaiya di Ambon, Provinsi Maluku.

Hal yang sama bagi Brigjen Abbas Sopamena. Abituren Akmil 1986 dari Korps Infanteri itu ditugaskan sebagai Danrem Baabullah di Ternate, Provinsi Maluku Utara. Keduanya di bawah Kodam Pattimura.

Begitu juga dengan Danrem Garuda Hitam, Lampung, kini dijabat putra daerah. Dengan pangkat barunya, Brigjen Toto Jumariono, abituren 1987 dari Korps Infanteri, kembali pulang ke Bandar Lampung. Dengan pangkat barunya pula, Brigjen Muhammad Zulkifli, abituren Akmil 1991 dari Korps Kavaleri. Kini juga pulang kampung menjadi Danrem Garuda Putih di Jambi. “Saya kembali ke kampung,” kata Zulkifli.

Bukan hanya untuk jabatan jenderal bintang satu. Melainkan juga untuk jabatan pangdam. Ada Mayjen Andi Sumangerukka, Mayjen Herman Asaribab, dan Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau (Akmil 1986, Korps Infanteri) yang memimpin kampung halamannya. Kini Mayjen Ali Hamdan Bogra, jenderal kelahiran Serui, dipercaya menjadi Pangdam Kasuari, Provinsi Papua Barat.

Jenderal bintang dua korps Infanteri itu teman satu letting dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, abituren Akmil 1987. Ali Bogra menggantikan Mayjen Joppye Onesimus Mayangkau, juga putra daerah Papua. Pangdam Cendrawasih pun dijabat putra daerah, Mayjen Herman Assaribab, Akmil 1988-B dari Korps Infanteri.

Pulang kampung juga dialami Brigjen John Sihombing, abituren Akmil 1985 dari Korps Peralatan. Dengan pangkat barunya, ia menjadi Kapok Sahli Pangdam Bukit Barisan di Medan, Sumatra Utara. Dari pola mutasi tersebut, sekaligus memberikan ‘hadiah` bagi mereka yang sudah diambang pensiun. Abituren Akmil 1985 dan 1986 tahun ini dan tahun depan, mayoritas sudah pensiun.

Sehingga promosi menjadi brigjen untuk multi korps di akhir masa pengabdian, menjadi sebuah penghargaan. Mereka memang pantas, karena memenuhi syarat menjadi jenderal. Tentu dengan catatan, semoga bukan karena alasan primordialisme (kesukuan) mereka menduduki posisi brigjen.

Aceh dan Sumut

Kini dari 47 Korem, ada 36 Korem tipe A dan 11 Korem tipe B. Korem di bawah Kodam Iskandar Muda, Provinsi Aceh tetap bertipe B, yakni: Korem Lilawangsa di Lhokseumawe dan Korem Teuku Umar di Meulaboh. Begitu juga dengan Korem di Provinsi Sumatra Utara, yakni: Korem Pantai Timur di Pematangsiantar dan Korem Kawal Samudra di Sibolga. Padahal KSAD Jenderal Andika Perkasa pernah menjadi Danrem di Sibolga. Kedua Korem berada di bawah Kodam Bukit Barisan.

Sedangkan tiga Korem lainnya di bawah Kodam Bukit Barisan, semuanya sudah bertipe A. Ketiganya, Korem Wirabima di Pekanbaru, Riau; Korem Wirabraja di Padang, Sumbar; dan Korem Wirapratama di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Luas wilayah Korem di Aceh dan Sumatra Utara tentu saja jauh lebih luas daripada Korem di Pulau Jawa. Misalnya Korem di kampung halaman Presiden Jokowi.

Korem Warastratama di Solo, kini dinaikkan statusnya dari tipe B menjadi tipe A. Otomatis dipimpin brigjen. Hanya Korem Warastratama di Provinsi Jawa Tengah yang naik status. Sehingga setara dengan Korem Pamungkas di Yogyakarta. Kedua Korem itu berada di bawah Kodam Diponegoro.

Korem di wilayah Kodam Sriwijaya, seluruhnya sudah tipe A. Begitu juga dengan Korem di Kodam Jaya, Kodam Mulawarman, Kodam Tanjungpura, Kodam Hasanuddin, Kodam Merdeka, Kodam Pattimura, Kodam Udayana, Kodam Cendrawasih, dan Kodam Kasuari.

Selain Korem Lilawangsa, Korem Teuku Umar, Korem Pantai Timur, dan Korem Kawal Samudra, ada tujuh Korem lainnya bertipe B. Ketujuh Korem tersebut berada di Pulau Jawa. Di Kodam Siliwangi yang bertipe B adalah Korem Tarumanegara di Garut, dan Korem Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Di Kodam Diponegoro ada Korem Wijaya Kusuma di Purwokerto, dan Korem Makutarama di Salatiga. Sementara di Kodam Brawijaya ada Korem Korem Dhirotsaha Jaya di Madiun, Korem Panca Yudha Jaya di Mojokerto, dan Korem Bhaladika Jaya di Malang.

Korem bertipe A di Kodam Siliwangi adalah Korem Suryakencana di Bogor dan Korem Maulana Yusuf di Serang, Provinsi Banten. Sedangkan Korem bertipe A di Kodam Diponegoro adalah Korem Pamungkas di Yogyakarta dan Korem Warastratama di Solo. Sementara Korem tipe A di Kodam Brawijaya, hanya Korem Bhaskara Jaya di Surabaya.

Jadi, 11 Korem tipe B ke depan bisa saja akan dinaikkan statusnya menjadi tipe A. Terutama di Aceh dan Sumatra Utara yang wilayahnya cukup luas. Apalagi di Aceh sebelumnya memiliki potensi ancaman kedaulatan dari Gerakan Aceh Merdeka.

Akmil 1993

Jabatan KSAD, Wakil KSAD, Panglima Kostrad, Komandan Kodiklatad dan Panglima Kodam, hanya diperuntukkan bagi lima korps dari 15 korps yang ada di Angkatan Darat. Kelima korps itu adalah: infanteri, kavaleri, armed, arhanud, dan zeni.

Hal itu juga sama bagi jabatan Komandan Korem. Namun untuk menjadi komandan Kodim, selain lima korps tersebut ditambah korps penerbad. Di masa datang, kemungkinan perwira korps penerbad juga akan diberikan kesempatan menjadi Komandan Korem.

Seleksi pendidikan menjadi Komandan Korem juga mensyaratkan; lulusan Akmil, abituren Sesko TNI, minimal sudah dua kali menduduki jabatan kolonel, sudah pernah menjadi komandan batalyon, komandan Kodim atau jabatan satuan komando wilayah, seperti komandan detasemen. Kini perwira Angkatan Darat yang bisa mengikuti sesko TNI juga hanya berasal dari lima korps tersebut. Itulah perwira yang berasal dari satuan tempur dan bantuan tempur.

Seleksi untuk menjadi komandan Korem, tes akademiknya juga cukup berat dengan bobot 60 persen. Tes psikologi dengan bobot 25 persen. Juga mensyaratkan fisik yang prima. Ada tes jasmani, antara lain renang militer dengan menggunakan pakaian dinas lapangan. Bobotnya 15 persen.

Dari 46 Korem, kini didominasi abituren Akmil 1993. Total Akmil 1993 menduduki 13 komandan Korem. Terdiri dari Korem tipe A (brigjen) tujuh orang dan Korem tipe B (kolonel senior) enam orang. Untuk Korem tipe A, Akmil 1991 juga berjumlah 7 orang. Sama banyaknya dengan Akmil 1993.

Untuk latar belakang korps, dari 46 komandan korem, infanteri menempatkan 30 personelnya. Diikuti zeni enam orang, dan armed lima orang. Ada pun kavaleri empat orang dan arhanud dua orang.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar