Pantas Rebutan, Ternyata Potensi Untung Proyek Kartu Prakerja Rp 3,7 T

Kamis, 23/04/2020 14:29 WIB
Program kartu pra kerja (Tribunnews)

Program kartu pra kerja (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Peneliti Indef Nailul Huda menyebut 8 platform digital yang bekerja sama dengan pemerintah dalam menyediakan pelatihan kartu prakerja berpotensi meraup untung Rp 3,7 triliun.

Dengan masing-masing keuntungan jika dibagi rata Rp 457 miliar per platform.

Perhitungan tersebut berasal dari total biaya pelatihan program kartu prakerja yang dianggarkan sebesar Rp 5,6 triliun. Anggaran itu, kata Nailul, bila dibagi rata ke delapan platform masing-masing Rp 700 miliar.

Jumlah tersebut belum dikurangi biaya pembuatan video program, yang diperkirakan Nailul sebesar Rp243 miliar.

"Maka, keuntungan setiap platform mencapai Rp 457 miliar atau (jika ditotal) keuntungan yang dinikmati oleh 8 platform untuk kartu prakerja adalah Rp 3,7 triliun. Entah siapa lagi yang menikmatinya," paparnya dalam video conference.

Menurut Nailul, jika keuntungan platform mitra kartu prakerja diberikan kepada penerima manfaat yang berhak. Seharusnya, besaran yang diterima per peserta kartu prakerja mencapai Rp 2,9 juta dengan tambahan penerima manfaat sebanyak 1,3 juta orang.

"Total ada (estimasi) 6,9 juta penerima bantuan kartu prakerja," jelasnya.

Menurut Nailul, pelatihan online dari kartu prakerja tidak inklusif dan menguntungkan aplikator penyedia pelatihan online. Selain itu, pembelajaran jarak jauh belum mampu dijalankan di semua daerah.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan terdapat 198 lembaga dari delapan mitra platform digital yang akan menyediakan pelatihan secara digital kepada peserta program kartu prakerja. Jumlah pelatihannya sendiri mencapai 2.055 jenis.

Delapan mitra platform yang bekerja sama dengan pemerintah dalam program kartu prakerja, antara lain Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.

Airlangga menuturkan berbagai jenis pelatihan itu bisa dipilih oleh peserta yang terpilih masuk gelombang pertama. Dalam hal ini, total peserta gelombang awal sebanyak 200 ribu orang.

"Jenis pelatihan beragam, ada banyak pilihan bagi 200 ribu peserta pertama yang lolos pada gelombang pertama," tutur Airlangga, pekan lalu.

Ia menjelaskan peserta yang masuk di gelombang pertama akan mendapatkan notifikasi. Kemudian, peserta akan mendapatkan sertifikasi secara elektronik usai mengikuti pelatihan.

Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan pertama, maka dana insentif akan dikirimkan ke masing-masing rekening peserta. Lalu, peserta akan mendapatkan insentif pasca pelatihan sebesar Rp 600 ribu selama empat bulan.(cnnindonesia)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar