Akibat Corona, Jokowi Ditantang Minta Ganti Rugi ke China, Berani?

Rabu, 22/04/2020 10:09 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping (Seratindonesia.com)

Presiden Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping (Seratindonesia.com)

Jakarta, law-justice.co - Selasa malam (21/4/2020), ekonom senior Rizal Ramli berbicara lantang dan memberikan masukan banyak soal perekonomian dan apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia saat mewabahnya Covid-19.

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu mendesak pemerintah agar menghentikan dulu proyek pembangunan infrastruktur di tengah pandemi Covid-19. Kemudian, anggarannya dialihkan untuk penanganan percepatan virus tersebut.

"Hentikan semua proyek infrastruktur yang enggak jelas itu, hentikan pakai uangnya untuk selesaikan masalah Covid-19," kata Rizal Ramli di acara ILC tvOne.

Kini giliran anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Fadli Zon yang mendesak pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo untuk melakukan investigasi soal asal usul pandemi Covid-19, termasuk upaya penanganan yang dilakukan China di Kota Wuhan.

"Harusnya memang ada investigasi "kewarganegaraan" virus corona ini krn telah membahayakan umat manusia di Planet Bumi. Ayo P @jokowi minta tanggung jawab RRC spt permintaan AS n negara2 Eropa. Mrk bahkan sdh mulai minta ganti rugi pd RRC. Berani?" tantang Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu di Twitternya.

Sementara itu, Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menyarankan kepada Pemerintahan Jokowi dan Ma`ruf Amin agar fokus pada penanganan pencegahan penyebaran Covid-19. Sehingga, hentikan dulu proyek-proyek infrastruktur, termasuk pembangunan ibu kota negara baru ke Kalimantan Timur.

"Harus menghemat untuk kebutuhan tidak penting, termasuk juga pengurangan anggaran pembangunan, anggaran belanja modal, itu harus dikurangi," kata JK juga di acara ILC.

Menurut dia, pandemi corona merupakan bencana terbesar yang melanda semua orang dan seluruh dunia yang menyebabkan sendi-sendi sosial dan ekonomi menjadi bermasalah. Untuk itu, upaya sekeras-kerasnya harus bersama-sama menyelesaikan penyebabnya terlebih dulu.

"Kita harus prioritas selesaikan sebabnya. Tapi menyelesaikan sebabnya, masalahnya akan berkorban ke bidang-bidang lain, seperti sosial ekonomi. Itu yang akan terjadi, tinggal pilihan-pilihan saja," ujarnya. (wartaekonomi.co.id).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar