Eksperimen Corona ke Kelelawar, Ternyata Lab Wuhan China Didanai AS

Selasa, 21/04/2020 11:28 WIB
Institut Virologi Wuhan disebut pernah melakukan eksperimen virus corona pada kelelawar yang ditangkap di Yunnan | Daily Star

Institut Virologi Wuhan disebut pernah melakukan eksperimen virus corona pada kelelawar yang ditangkap di Yunnan | Daily Star

Jakarta, law-justice.co - Institut Virologi, sebutan resmi dari laboratorium Wuhan di Provinsi Hubei, China didanai oleh Amerika Serikat (AS) sebesar US$3,7 juta (Rp58,4 miliar/3 juta poundsterling) untuk melakukan eksperimen Virus Corona ke kelelawar.

Seperti diketahui, wabah Corona bermula dari Wuhan pada akhir Desember 2019, hingga meluas ke hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Hewan kelelawar ini berasal dari wilayah tapal kuda di Yunnan.

Akibatnya, muncul dugaan baru bahwa laboratorium tersebut merupakan tempat asal-muasal virus yang bernama COVID-19, bukan dari pasar daging hewan segar di Wuhan.

Menurut situs The Sun, Senin, 13 April 2020, Institut Virologi merupakan laboratorium keamanan hayati (biosafety) level 4, atau level tertinggi yang mengharuskan adanya tindakan pencegahan agar penyakit tak tertular ke manusia.

Selain itu, Institut Virologi Wuhan ini bernilai 30 juta poundsterling (Rp590 miliar). Artinya, ini adalah laboratorium tercanggih di China dan letaknya sepuluh mil dari pasar daging hewan segar di wilayah tersebut.

Kemudian, terjadi sebuah kecelakaan di sana dan menjadi awal-mula pandemi mengerikan ini. Salah satu dugaannya adalah para ilmuwan di sana terinfeksi setelah disemprot dengan darah yang mengandung virus itu lalu menularkannya.

Selama ini, hipotesis yang ada menyebutkan COVID-19 atau SARS-CoV-2 ditularkan ke manusia dari pasar daging hewan segar ilegal di Wuhan. Namun, penelitian menemukan genom virus itu berasal di gua-gua Yunnan. Padahal gua tersebut berjarak 1.609 km dari Wuhan.


(viva.co.id).

Para ilmuwan itu pernah menerbitkan penelitian pada November 2017 dengan judul `Penemuan Kumpulan Kaya Gen dari Kelelawar Pembawa Virus Corona SARS yang Memberi Wawasan Baru tentang Asal-usul Virus Corona SARS.`

Dalam laporan tersebut tertulis kelelawar di sebuah gua di Yunnan, China, ditangkap dan dijadikan sampel untuk Virus Corona yang digunakan dalam percobaan laboratorium.

Lalu, menurut laporan itu lagi, semua prosedur pengambilan sampel dilakukan oleh dokter hewan dengan persetujuan dari Komite Etika Hewan dari Institut Virologi Wuhan.

Pengambilan sampel kelelawar dilakukan 10 kali dari April 2011 hingga Oktober 2015 pada musim berbeda di habitat alami mereka di satu lokasi gua di Kunming, Provinsi Yunnan, China.

Sementara itu, Cao Bin, seorang dokter di rumah sakit Wuhan, menyoroti penelitian yang menunjukkan bahwa 13 dari 41 pasien pertama yang didiagnosa terinfeksi Corona ternyata tidak datang ke pasar daging hewan segar.

Ia pun mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi, karena tudingan sumber virus mengarah ke sana selama ini. "Tampaknya jelas bahwa pasar daging hewan segar bukan satu-satunya asal Virus Corona," katanya.

Menanggapi hal ini, Anggota Kongres AS Matt Gaetz mengaku kecewa adanya informasi tersebut.

"Saya muak karena baru tahu. Jadi selama bertahun-tahun pemerintah AS telah mendanai eksperimen hewan yang berbahaya dan kejam di laboratorium milik China, dan itu tidak diawasi otoritas AS. Eksperimen ini juga mungkin telah berkontribusi pada penyebaran global Virus Corona," tegas dia.

Sementara itu, Pemerintah China hanya menyebut spekulasi ini sebagai tudingan tergesa-gesa dan gegabah, serta belum ada bukti nyata. (viva.co.id).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar