Akibat Corona, Harga Berlian Ikut Terjun Bebas

Senin, 20/04/2020 22:00 WIB
Ilustrasi berlian (Foto:Business Insider)

Ilustrasi berlian (Foto:Business Insider)

Jakarta, law-justice.co - Emas dan minyak  menjadi komoditas terdampak corona. Pandemi ini juga turut memukul harga berlian di pasaran. Gerai-gerai perhiasan mewah ini mulai tutup dan saham perusahaannya tercabik-cabik.

Contohnya adalah penambang Petra Diamonds yang terdaftar di bursa London, sahamnya anjlok sampai 75% sejak wabah pandemi menggila.

Lainnya, seperti juara berlian di Rusia, Alrosa, telah turun 30%, meskipun negaranya memiliki perlindungan mata uang, tapi rubel terus melemah terhadap dolar AS.

Bahkan perusahaan internasional spesialis berlian, De Beers juga terpaksa menutup gerai ritelnya di Paris, London, Kanada, Rusia, Arab Saudi dan AS untuk melindungi staf dan pelanggan dari virus corona.

Kendati, penjualan berbasis internet terus berlanjut, tetapi De Deers mengaku putus asa karena berlian pada layar komputer terlihat tidak berbeda dengan rangkaian permata yang sintetis.

Adanya hal ini muncul perdebatan antara penjual dan pembeli dalam membeli berlian. Akhirnya, pembeli pun dibiarkan membuat perbandingan sendiri, termasuk dengan berbagai macam bahan sintetis murah yang dijual oleh De Beers.

Paul Zimnisky, seorang analis berlian yang berbasis di New York, mengatakan kepada surat kabar yang sama, bahwa harga untuk berlian kasar telah turun 15% hingga 20% selama sebulan terakhir.

Kondisi ini semakin menjadi karena para pedagang berlian tak suka dengan laporan media publikasi perdagangan berlian dunia, Rapaport Report. Rapaport menulis apa adanya soal penurunan harga perhiasan ini.

Rapaport Report, selama ini jadi kitab untuk industri berlian di dunia. Rapaport Price Index menampilkan penurunan tajam untuk berbagai macam permata. Penurunan rata-rata sekitar 7%, tetapi dengan beberapa kategori berlian turun sebesar 9%.

Industri pun bereaksi secepat, para pedagang menarik berlian mereka dari Rapaport dan sibuk menyuarakan untuk ciptakan platform baru berjualan berlian.

Pendiri dan ketua Rapaport, Martin Rapaport, membela penurunan harga dan keakuratan daftar harga bahkan ketika penjual berlian menghapus materi mereka dari situsnya, mengatakan bahwa harga yang lebih rendah mencerminkan perubahan di pasar berlian selama pandemi Covid-19. (CNBC Indonesia)

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar