Google Rekam Tren Pergerakan Manusia Lewat Community Mobile Report

Sabtu, 18/04/2020 06:01 WIB
Ilustrasi Google (Search Engine Land)

Ilustrasi Google (Search Engine Land)

Jakarta, law-justice.co - Google merilis Community Mobility Reports yang melaporkan tren pergerakan manusia di Indonesia di tengah pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).

"Google menyiapkan laporan ini untuk membantu Anda dan pejabat kesehatan masyarakat memahami dan merespons panduan jaga jarak, social distancing, yang berkaitan dengan Covid-19," kata pihak Google dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Jumat (17/4/2020).

Community Mobility Reports dari Google berisi tren pergerakan dari waktu-waktu berdasarkan kategori, misalnya pertokoan, tempat rekreasi, stasiun, hingga perumahan.

Laporan itu juga mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Namun, masih ada beberapa lokasi yang datanya tidak tersedia Google untuk Community Mobility Reports.

Tren tersebut menunjukkan berapa banyak kunjungan dan berapa lama kunjungan ke tempat-tempat tertentu. Google menggunakan cara yang sama, berupa data agregasi dan anonim, yang digunakan di Google Maps.

Perubahan setiap hari itu jika dibandingkan dengan waktu awal atau baseline pada hari tersebut. Baseline merupakan waktu median dalam periode 3 Januari sampai 6 Februari 2020.

"Data terbaru mewakili situasi dua hingga tiga hari ke belakang," ungkap Google.

Kemudian untuk mendapatkan data mobilitas penduduk, Google melakukan pengambilan data dari pengguna yang memilih untuk mengaktifkan histori lokasi di akun Google mereka.

Data  yang ditampilkan itu mewakili sampel dari pengguna Google yang menyalakan histori lokasi, bukan populasi Indonesia secara keseluruhan.

Google menjamin kerahasiaan data pengguna meskipun menyalakan histori lokasi, dan memastikan data yang digunakan untuk Community Mobility Reports tidak memuat informasi pribadi yang dapat diidentifikasi.

Pasalnya, untuk keperluan laporan tersebut, Google tidak mengambil data pengguna berupa lokasi, kontak atau pergerakan.

Data yang masuk ke Google berupa data agregasi dan anonim, diikuti dengan metode differential privacy, yang menambah kebisingan buatan terhadap set data sehingga tidak ada informasi individu yang diperoleh. (Bisnis Indonesia)

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar