Ngeri, Perseteruan Panas Jansen vs Ruhut hingga Buka-bukaan Data Pemilu

Sabtu, 11/04/2020 17:30 WIB
Ilustrasi Foto/Riausky.com

Ilustrasi Foto/Riausky.com

[INTRO]

Politikus PDIP Ruhut Sitompul berseteru dengan politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon di Twitter. Mulanya, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menertibkan anggotanya kalau benar terbukti memberikan pernyataan di media sosial tentang pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintah.

Jansen menilai ada pernyataan tendensius dari anggota TNI aktif di media sosial karena meminta agar tidak percaya terhadap pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintah merupakan bagian dari pemerintahan masa lalu. Namun, Jansen tidak menyebut anggota TNI yang dimaksud.

"Nuwunsewu pak @TjahjantoHadi kami mau bertanya: makna TNI Netral itu seperti apa? Jika di medsos ada TNI aktif nulis status diksinya bawa² "pemerintah masa lalu", itu masih netral apa tidak? Penting ini dijawab. Jika itu benar biar yang lain bisa ngikuti kalau salah ya ditertibkan," kicau Jansen pada Jumat (10/4/2020).

Di kicauan berbeda, Jansen juga menyolek akun Twitter milik Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa untuk meneruskan persoalan yang ditemuinya.

"Karena tidak tahu akun beliau pertanyaan yang sama juga kami ajukan kepada Bapak Jenderal Andika Perkasa selaku Kepala Staf @tni_ad. Agar soal netralistas ini bisa kembali diterangkan sehingga bisa jadi pegangan kita semua termasuk anggota TNI. TNI adalah milik NEGARA pelindung kami dan kita semua," ucapnya.

Setelah Jansen membuat kicauan itu, Ruhut buka suara. Ruhut seolah membuka pihak yang dimaksud Jansen, yakni Komandan Paspampres (Danpaspamres) Mayjen Maruli Simanjuntak.

Ruhut menerangkan bahwa Maruli tengah membela mertuanya Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang diduga dihina. Ruhut tidak menyebut orang yang diduga menghina Luhut.
 
"@jansen_jsp Aku sangat mendukung yang dilakukan May Jen TNI AD Kopassus MS, Komandan membela Mertua yang dihina Manusia yang tidak bermoral tidak bertanggung jawab, Jhon F Kennedy tegas mengatakan pada krisis moral seseorang masih tinggal Netral Neraka jahanam yang pantas untuknya MERDEKA," ucap Ruhut.

Kemudian, Jansen membalas kicauan Ruhut. Dia mengaku tidak meminta pendapat Ruhut. Jansen pun mempertanyakan kapasitas Ruhut mengomentari kicauannya.

"Aku kan tidak ada nanya pendapat abang? Apa sudah jadi jubir panglima abang sekarang? Agar RESMI lebih baik kita tunggu jawaban pak @TjahjantoHadi pak Andika & institusi TNI aja. Jika tidak ada tindakan berarti dibolehkan. Artinya kita harus siap-siap 400 ribu prajurit lain niru. Ini yang bahaya," ucap Jansen.

Lantas, Ruhut menyindir Jansen. Dia bahkan membuka fakta lama bahwa Jansen pernah menjadi calon legislatif, namun gagal ke Senayan.

"@jansen_jsp ha ha ha sok mengedepankan Demokrasi melarang Aku berpendapat ka’cian deh langsung minder nie ye malu Aku lihat politisi Calon DPR RI dari dapil Aku Sumut 3 pantas kalah mutlak ya pantas masih harus banyak belajar “dang makuling mudarMi” Mauliate Shalom," timpal Ruhut.

Tidak tinggal diam, Jansen menepis bahwa dirinya melarang Ruhut berpendapat. Jansen mempersilahkan Ruhut untuk berpendapat, namun tidak menyolek akun Twitternya.
"Hehe.. Ngegas, tapi tidak baca twitt. Siapa yang melarangmu berpendapat? Apa ada kata-kata itu? Silahkan saja berpendapat sebebasmu, tapi tak usah mention-mention ke namaku. Karena aku tidak bertanya ke kau dan tak butuh jawabanmu. Yang kita tunggu itu jawaban pak panglima, bukan jawabanmu bang. Jelas ya!," tutur Jansen.

Selain itu, Jansen mengingatkan agar Ruhut tidak menyerang pribadinya dengan menyebut caleg gagal. Dia mengimbau agar narasi yang disampaikannya bisa dibalas dengan narasi, bukan serangan pribadi.

"Walau kutahu banyak yang bisa dijadikan bahan serangan. Jawab saja narasi dengan narasi. Sehat selalu untuk abang," ucap Jansen mendoakan.

Meski demikian, Jansen justru membuka fakta-fakta hasil Pemilu yang pernah diikuti Ruhut. Jansen beralasan, membuka data itu didasari sikap Ruhut yang terus menyerangnya.

"Karena bang @ruhutsitompul terus nyerang aku dengan tuduhan caleg gagal, publik juga harus tahu: suaramu di Pileg itu cuma 34 ribu bang. Terpilih DPR bukan karena suara pribadi tapi BANTUAN SUARA PARTAI & caleg lain. Jadi jangan lagi terus merasa sok hebat. Kalau tadi suara ratusan ribu okelah," kata Jansen.

Jansen berpesan ke Ruhut agar perdebatan soal caleg bisa diakhiri. Dia pun kembali mendoakan Ruhut agar selalu sehat.

"Cukuplah sampai di sini debat kita soal caleg-caleg ini. Jikapun setelah fakta di atas abang masih nyerang aku caleg gagal silahkan saja. Penting apa adanya publik sudah menilai. Padahal di Pileg 2014 itu abang turun sebagai incumbent, tapi dapat suara ternyata hanya segitu. Sehat selalu bang," tutup Jansen.

Sebelumnya, Komandan Paspampres (Danpaspampres) yang juga menantu Jenderal (purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Mayjen Maruli Simanjuntak mengaku status Facebook tersebut merupakan akun pribadinya. Dia menyebut statusnya di Facebooknya merupakan pernyataan pribadi.

“Loh kita enggak berpolitik kok. Emang itu termasuk berpolitik? Kan saya cuma bikin pernyataan. Wajar dong. Orang bikin pernyataan, sesuatu, ya wajar dong,” kata Maruli, Senin 6 April 2020 dikutip dari kumparan.

Adapun bunyi status FB Maruli antara lain:

Kritik kepada Pemerintah adalah hal yg lumrah, bagian dari proses untuk mencapai tujuan, namun jangan percaya pada orang yg mengkritik;

1. Bekas pejabat Pemerintah masa lalu, atau diberhentikan. Komisaris, Deputy dsbnya (dulu kemana saja)

2. Orang yang ingin jadi pejabat, tapi kalah pilkada, atau tidak terpilih menteri dll.

3. Silahkan isi lagi …….. Google namanya umumnya kira 2x begitu.

Status Facebooknya yang lain yaitu:

SD sedang berpikir keras untuk paling tidak menghindar, F mencoba menggalang kekuatan. Jaman sudah berubah Bung !!. Sebagian besar sdh berpikir kedepan.

Apa tidak pernah lihat K sdh nangis 2x di sidang, memang ada yg peduli?? Paling hanya orang yg menanggapi di Medsos, sesudah itu lanjut sidang lagi.

“Mulutmu Harimaumu”

“Sekarang kerja, kerja, kerja,” jelas dia. (Akurat.co)

(Ricardo Ronald\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar