Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Obat Ini Lagi Uji Klinis di China

Kamis, 09/04/2020 16:32 WIB
Carrimycin untuk obati pasien covid-19 (Tribunnews)

Carrimycin untuk obati pasien covid-19 (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Rumah Sakit Youan Beijing pada Februari 2020 memulai penelitian untuk meneliti kemanjuran dan keamanan obat Carrimycin dalam pengobatan infeksi virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Obat yang secara khusus dikembangkan untuk saluran pernapasan atas ini telah terdaftar di Administrasi Produk Medis Nasional China.

Dengan nama "Bite", antibiotik baru itu dikembangkan oleh Institute Medicinal Biotehnology (Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China) dan Shenyang Tonglian Group Co Lts.

"China memiliki hak kekayaan intelektual eksklusif dan teknologi utama dari obat ini," tulis laman Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China.

Sejarah pengobatan Carrimycin ini bermula pada 2003 ketika Institute Medicinal Biotehnology dan Shenyang Tonglian Group Co Lts memprakarsai kolaborasi untuk mengembangkan perawatan ini. Dalam rentang waktu itu, mereka mematenkannya di 12 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, dan lain-lain.

Obat tersebut memiliki aktivitas antibakteri yang kuat serta penghambat mikoplasma dan klamidia tanpa menunjukkan resistensi. Carrimycin juga aktif melawan beberapa bakteri gram negatif (seperti clostridium difficile dan bacillus influenzae) dan jamur candida albicans.

Dengan dana dari pemerintah, penelitian itu menjadi salah satu riset kolaborasi besar di China dengan melibatkan 520 pasien Covid-19. Meneliti pasien Covid-19 usia 18-75 tahun Beberapa kriteria pasien dalam penelitian itu adalah berusia usia 18-75 tahun dengan stratifikasi klinis:

Jenis ringan: gejala klinis ringan atau tanpa gejala dan tak ada tanda-tanda pneumonia pada hasil scan.

Jenis biasa: demam, gejala pernapasan, ada tanda-tanda pneumonia pada hasil scan Jenis parah: gangguan pernapasan, RR lebih dari 30 kali per menit, saturasi oksigen jari kurang dari 93 persen dalam keadaan diam.

Jenis kritis: terjadi kegagalan pernapasan, pasien mengalami syok, memerlukan perawatan darurat karena kegagalan organ.

Para peneliti mencoba untuk menetapkan kriteria penyembuhan klinis dan model prediktif awal berkembangnya Covid-19. Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian itu adalah mengetahui waktu demam hingga normal, waktu resolusi peradangan paru, dan konvensi negatif RNA virus corona pada akhir pengobatan.

Dalam riset ini, pasien diberi obat Carrimycin yang disetujui, baik lopinavir maupun chloroquine. Targetnya, penelitian itu baru akan selesai pada 28 Februari 2021.

Dengan kondisi pandemi virus corona yang belum menunjukkan tanda akhir, para profesional medis di seluruh dunia berusaha untuk terlibat dan melakukan apa pun untuk menemukan obat mengatasi virus itu.

Diketahui, virus corona telah menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia dengan angka infeksi hampir mencapai 1,5 juta. Sebanyak 88.538 orang telah meninggal akibar virus yang bermula di Kota Wuhan ini, sementara 329.876 lainnya dinyatakan sembuh.

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikta tengah menghadapi masa-masa sulit akibat lonjakan kasus infeksi dan kematian yang tak kunjung berhenti. China yang secara perlahan mulai keluar dari masa pandemi, kini menghadapi gelombang baru berupa pasien virus corona tanpa gejala. (kompas)

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar