Waspada Masker Cina, Pekerja Pabrik Tak Pakai Masker & Sarung Tangan

Kamis, 09/04/2020 22:03 WIB
Ilustrasi (XinHua)

Ilustrasi (XinHua)

law-justice.co - Para pekerja pabrik di Cina yang memproduksi masker, dilaporkan tidak mengenakan masker ataupun sarung tangan saat mengerjakan produknya. Hal ini diungkapkan oleh seorang broker di Cina, yang memicu pertanyaan lebih lanjut mengenai kualitas alat medis yang diproduksi di negara itu di tengah sulitnya pasokan alat medis di dunia. 

Dengan menggunakan nama samaran Chen Guohua, seorang pialang yang memfasilitasi ekspor masker yang diproduksi di Cina mengatakan kepada China Tech World bahwa 60 persen pabrik tidak memiliki lingkungan kerja yang steril.

Dia menceritakan, pabrik yang dikunjunginya penuh dengan debu, dan para pekerja sedang mengerjakan masker tanpa sarung tangan dan juga masker di wajah. “Siapa yang berani mengenakan masker yang diproduksi dengan cara begitu? Siapa yang mau memakainya di wajah? tanya Chen. 

Masalah ini terungkap di tengah berbagai laporan yang menyatakan bahwa peralatan medis yang datang dari Cina berkualitas jelek. 

China telah mengekspor 3,86 miliar masker, 37,5 juta alat pelindung diri, 16.000 ventilator, dan 2,84 juta alat uji sejak 1 Maret, kata pejabat bea cukai Jin Hai kepada kantor berita AFP pada 4 April.

Tetapi negara-negara termasuk Belanda, Turki, dan Spanyol mengeluhkan alat medis buatan Cina itu tidak memenuhi standar kualitas.

Pada 28 Maret, Belanda mengatakan telah menarik sekitar 600.000 masker yang dikirim dari pabrik Tiongkok. Pejabat kesehatan negara itu mengatakan masker tidak pas atau memiliki filter yang rusak.

Sementara itu, Inggris sudah meminta pengembalian dana untuk jutaan alat tes antibodi virus yang dipesan dari Tiongkok, setelah sebuah penelitian menemukan bahwa alat tersebut tidak akurat, dikutip dari The Telegraph.

Pekan lalu, rezim Tiongkok memperketat aturan yang mengatur ekspor peralatan medis dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Pihak berwenang mengumumkan pada tanggal 31 Maret bahwa hanya produsen yang terakreditasi yang dapat menjual produk mereka, dan mengekspor alat uji, masker bedah, pakaian pelindung, ventilator, dan termometer inframerah.

Sejak peraturan itu dikeluarkan, bea cukai Tiongkok telah menyita 11,2 juta pasokan medis yang berasal dari produsen yang tidak terakreditasi, menurut data bea cukai yang dirilis pada 5 April. Ini termasuk 9,9 juta masker, 155.000 pakaian pelindung, dan 1,08 juta alat uji.

Chen yang seorang pedagang online menerima permintaan alat medis yang tinggi dari kliennya di luar negeri ketika pandemi memburuk di luar Cina.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar pabrik yang membuat masker pada awalnya adalah pabrik tekstil atau elektronik yang dengan cepat menggeser barang produksinya, untuk memenuhi permintaan yang melonjak, sehingga sering tidak memenuhi standar.

Menurut situs berita keuangan Cina Sanyan Blockchain, hampir 5.500 produsen masker didirikan di Cina antara 23 Januari dan 11 Maret.

Chen menambahkan bahwa beberapa pabrik hanya akan membeli akreditasi yang diperlukan untuk membuat masker. Video-video tentang kondisi pabrik yang tidak bersih juga telah beredar di media sosial Cina, menuai kritik dari para netizen.

Beberapa rekaman memperlihatkan para pekerja tidak menggunakan sarung tangan saat menangani masker yang sedang diproses di atas ban berjalan, sementara satu video memperlihatkan seorang pria menyeka sepatunya dengan masker yang bertumpuk di lantai. (The Epoch Times)

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar