Kompak, Para Pemain Liga Inggris Ogah Potong Gaji Demi Corona

Minggu, 05/04/2020 14:45 WIB
Bek asal Inggris, Aaron Wan-Bissaka menjadi pemain anyar yang tampil apik dalam laga perdana pra-musim Manchester United di Australian (epa)

Bek asal Inggris, Aaron Wan-Bissaka menjadi pemain anyar yang tampil apik dalam laga perdana pra-musim Manchester United di Australian (epa)

law-justice.co - Para pemain sepak bola di Liga Inggris menolak rencana pemotongan gaji sebesar 30% untuk disumbangkan menangani masalah sosial akibat wabah virus Corona. Hal itu disampaikan langsung oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional (AFP), karena kebijakan tersebut dianggap merugikan pemain.

Wabah Corona yang juga melanda Inggris membuat kompetisi Liga dihentikan sementara. Beberapa pemain dan staf pelatif juga dinyatakan positif covid-19. Bisnis sepak bola mengalami kerugian besar.

Karena itu, Federasi Sepakbola Inggris (FA) mewacanakan untuk memotong gaji para pemain sebesar 30% guna menanggulangi masalah sosial yang timbul.

Tapi PFA dengan tegas menolak ide tersebut. Rencana tersebut dianggap tidak mempertimbangkan kepentingan pemain karena harus membayar pajak dalam jumlah yang besar. PFA justru mendesak FA agar meningkatkan sumbangan mereka.

Dalam keterangannya, PFA mengatakan bahwa para pemain juga prihatin dengan kondisi saat ini. Tapi mereka memilih untuk berkontribusi secara mandiri tanpa adanay kebijakan memotong gaji pemain.

"Seluruh pemain akan memberikan kontribusi keuangan secara signifikan dalam masa-masa sulit seperti ini. Kami sepenuhnya menghargai peran dan tanggung jawab mereka di tengah masyarakat selama situasi krisis ini. Mereka sangat peduli pada yang kehilangan, kesehatan, dan kesulitan saat ini.

"Diskusi mengenai bagaimana para pemain bisa memberi kontribusi terbaik secara finansial telah berlangsung selama krisis ini, sebelum pengumuman dari Liga Primer kemarin," demiian bunyi pernyataan PFA.

Sekretaris Negara bidang Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Oliver Dowden mengaku khawatir dengan pertikaian yang muncul. Ia mengatakan, sepakbola seharusnya bisa banyak berkontribusi ketika dunia mengalami krisis seperti saat ini.

"Sepak bola harus memainkan perannya untuk menunjukkan bahwa olahraga memahami tekanan yang dihadapi staf, komunitas, dan penggemar yang dibayar rendah," kata dia.

Melansir situs perhitungan Worldometers, hingga Jumat (3/4/2020) siang, sebanyak 33.718 orang di Inggris terinfeksi virus corona. Jumlah orang yang meninggal dunia yakni 2.921 dan yang sembuh 135.

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar