Korban Sudah Ribuan, Luhut Masih Sebut Corona Tak Tahan Cuaca Panas RI

Jum'at, 03/04/2020 12:47 WIB
Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (lintasparlemen.com)

Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (lintasparlemen.com)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal virus Corona (COVID-19) yang tak cocok hidup di Indonesia. Luhut mengatakan COVID-19 tak kuat hidup di cuaca panas.

Hal itu disampaikan Luhut dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (2/4/2020). Rapat itu membahas perihal antisipasi mudik di tengah pandemi COVID-19.

Luhut mulanya bicara mengenai pentingnya jaga jarak atau physical distancing dalam pencegahan COVID-19. Dia mengatakan pentingnya kedisiplinan dalam menjaga jarak aman.

"Tetapi kalau kita tadi bisa mendisiplinkan rakyat kita dengan menjaga jarak itu, itu akan sangat-sangat membantu," kata Luhut.

Luhut kemudian menjelaskan bahwa COVID-19 tak kuat hidup di Indonesia. Sebab, virus yang tengah mewabah di dunia itu tak bisa bertahan dalam cuaca panas dengan kelembaban yang tinggi.

"Dari hasil modeling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini, yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujarnya.

Dia mengatakan, kesimpulan itu didasarkan pada hasil penelitian sejumlah universitas dan lembaga. Dari hasil modeling juga, disimpulkan bahwa physical distancing menjadi kunci pemutusan matai rantai COVID-19.

"Semua saya mohon kita agar mengikuti protokol kesehatan COVID-19. Khususnya terkait physical distancing. Karena dari hasil studi dengan modeling-modeling yang dibuat baik oleh teman-teman di UI, di UGM, di ITB, di BSSN, itu semua menyimpulkan bahwa jaga jarak sangat pnting kalau kita mau selesaikan ini," tutur Luhut.

Karena itulah, Luhut mewanti-wanti masyarakat agar selalu disiplin dalam melakukan physical distancing. Dia juga meminta masyarakat untuk tak mudik pada Lebaran Idul Fitri nantinya demi mencegah penyebaran COVID-19.

"Tapi kalau tadi jaga jarak tidak dilakukan itu juga jadi tidak berarti, sekarang ini tergantung kita, kita mau bagaimana, semua," kata Luhut.

"Kalau kita tidak mau selesaikan, mau orang lain korban gara-gara kita ya silakan dibuat. Saya kira tidak ingin keluarga kita, anak kita, istri kita itu jadi korban karena kjta tidak disiplin," pungkasnya.

Sebelumnya, Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, per Kamis (2/4), mencapai 1.790 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 170 jiwa, dan angka yang sembuh 112 orang.

"Ada penambahan kasus konfirmasi positif 113, sehingga jumlah total menjadi 1.790 kasus positif akumulatif," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, dalam keterangan persnya, di gedung BNPB, Jakarta.

Dia memaparkan dari angka itu korban meninggal mencapai 170 jiwa.

"Ada laporan kematian dari pasien konfirmasi positif sebanyak 13 orang. Sehingga jumlah kematian menjadi 170 orang," ujar dia.

Selain itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali tes sebanyak 112 orang. (Detik, CNNIndonesia).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar