Kekayaan Bos Aplikasi Zoom Melonjak Rp 67 Triliun Saat Wabah Covid-19

Rabu, 01/04/2020 14:31 WIB
ilustrasi aplikasi zoom (jalantikus)

ilustrasi aplikasi zoom (jalantikus)

Jakarta, law-justice.co - Saat berbagai perusahaan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) dan sekolah-sekolah menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), jumlah unduhan aplikasi Zoom ikut meroket.

Berdasarkan data Apptopia hingga 23 Maret, Zoom sudah diunduh 2,13 juta kali secara global. Angka itu melonjak dari jumlah unduhan 56 ribu dalam sehari pada Januari lalu.

Total unduhan Zoom melonjak paling tinggi dibandingkan aplikasi konferensi video lain. Skype untuk iPhone diunduh lebih dari 500 ribu dalam sehari, Webex untuk iPhone mencatatkan angka unduhan harian 89 ribu.

Dengan naiknya jumlah unduhan, harga saham Zoom Communication turut meroket dari di bawah US$70 menjadi US$150 pada Senin (30/3/2020). Pada akhirnya, nilai pasar Zoom menyentuh angka US$42 miliar, 8 kali lipat lebih besar dari kapitalisasi pasar British Airways.

Berkat saham yang meroket, Pendri dan CEO Zoom, Eric Yuan, berhasil jadi salah satu orang terkaya di dunia karena memegang 20% saham. Estimasi kenaikan kekayaan bersihnya melonjak lebih dari US$4 miliar (sektiar Rp 67 triliun) sejak corona mewabah, menyentuh angka US$7,9 miliar. Jumlah kekayaannya kini melampaui milik investor legendaris George Soros si pencipta Star Wars.

Lantas, bagaimanakah kisah Yuan dalam mendirikan platform Zoom?

Ide Lahir Saat Yuan akan Menjalani LDR dengan Pacarnya

Yuan memiliki ide untuk menciptakan layanan konferensi video saat berada di kampusnya di China pada 1990-an. Pada waktu itu, ia akan menempuh perjalanan selama 10 jam untuk mengunjungi pacarnya--sekarang istrinya.

"Saya dulu membayangkan cara lain untuk bisa mengunjungi pacar saya tanpa bepergian," katanya.

Angan-angan itu kemudian menjadi dasar dibentuknya Zoom.

Karena menyaksikan video pidato Gates soal transformasi digital dan potensi internet sabagai kekuatan gelombang masa depan, Yuan bertekad pindah ke AS dan berkarier di Lembah Silikon.

Yuan pindah ke AS karena Bill Gates

Awalnya, permohonan visa Yuan ditolak, tetapi ia tak langsung menyerah. Selama dua tahun, ia berulang kali mengajukan permohonan visa. Di percobaan ke-9, Yuan berhasil.

Meninggalkan Karier sebagai Insinyur Demi Zoom

Yuan mengawali karier di Webex, layanan konferensi video Cisco. Melansir The Guardian, ia menjalani karier di Webex selama lebih dari 10 tahun, tepatnya hingga 2011.

Pada Juni 2011, Yuan memutuskan membangun platform-nya sendiri, Zoom dengan mempromosikan `kebahagiaan`. (wartaekonomi)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar