Mengharukan, 150 Pekerja Isolasi Diri di Pabrik Agar Bisa Buat Alkes

Rabu, 01/04/2020 13:08 WIB
Mengharukan, 150 Pekerja Isolasi Diri di Pabrik Agar Bisa Buat Alkes. (detik.com).

Mengharukan, 150 Pekerja Isolasi Diri di Pabrik Agar Bisa Buat Alkes. (detik.com).

Jakarta, law-justice.co - Para pekerja ini rela tak bertemu keluarga dan orang-orang terkasih. Dalam kondisi lockdown, mereka sukarela mengurung diri dalam pabrik supaya bisa terus bikin alat kesehatan untuk melawan virus corona.

Aksi heroik para pekerja pabrik ini terjadi di Tunisia. Salah satu negara yang sudah menerapkan lockdown demi mencegah penyebaran virus corona.

Terdiri dari 150 pekerja, yang mayoritas perempuan, mereka terpanggil untuk membantu negaranya memerangi COVID-19 dalam situasi yang sangat genting. Memutuskan tetap bekerja di tengah pandemi, itu artinya mereka tak bisa pulang ke rumah masing-masing.

Seluruh 150 pekerja tersebut sepakat atas kemauan diri sendiri untuk diisolasi dalam pabrik selama satu bulan. Dengan bekerja nonstop, mereka berharap bisa memenuhi kebutuhan masker dan perlengkapan kesehatan di negaranya.

"Suami saya dan anak perempuan saya yang berumur 16 tahun mendukung dan menyemangati saya melakukan ini," ucap Rebhi, salah satu pekerja perempuan di pabrik tersebut.

Pabrik tersebut kini bekerja dalam kapasitas penuh dengan jam kerja dari 06.30 sampai 22.30. Terdiri dari dua shift, para pekerja pria umumnya dapat jatah malam hari.

Karena akan bertahan di dalam pabrik selama sebulan, para pekerja itu mendapat beberapa fasilitas pendukung. Untuk perempuan disediakan berbagai macam alat latihan kebugaran dan ruangan menari. Sementara prianya disiapkan lapangan sepakbola dan basket.

Disiapkan juga dormitori dan kebutuhan hidup lainnya untuk total 110 perempuan dan 40 laki-laki.

Demi negara, keselamatan dokter, dan keluarga

Setiap hari para pekerja ini bisa memproduksi 50.000 masker dan alat pelindung kesehatan lan untuk dipakai tenaga medis. Tunisia sejak akhir pekan kemarin sudah menerapkan lockdown, di mana pada Minggu (29/3) tercatat ada 227 kasus positif dan enam pasien meninggal dunia sepanjang pekan lalu.

"Kalau kami tidak bekerja, dokter-dokter kami tidak akan ada yang melindungi melawan virus iru. Saya mencoba melakukan yang terbaik untuk keluarga saya, untuk rumah sakit, angkatan bersenjata, polisi, untuk semuanya," ucap manajer pabrik, Hamza Alouini, dikutip dari BBC.

Pabrik ini yang terletak tak jauh dari Tunis, ibukota Tunisia. Di tengah lockdown dan kekhawatiran virus corona terus menyebar, mereka kini jadi satu-satunya pabrik yang terus bekerja memproduksi alat kesehatan di Tunisia.

"Kami satu-satunya yang memproduksi (alat kesehatan) untuk rumah sakit-rumah sakit di Tunisia. Saya memilih mengisolasi pabrik sebagai pencegahan, karena jika virus masuk ke dalam pabrik maka itu akan jadi bencana,` terang Direktur Pabrik, Hamza Alouini, pada AFP. (detik.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar