Pandemi Corona, Amankah Belanja Sayur dan Buah di Pasar Swalayan?

Selasa, 31/03/2020 22:01 WIB
Ilustrasi (Pinterest)

Ilustrasi (Pinterest)

law-justice.co - Meski pandemi sedang berlangsung, belanja ke pasar swalayan nampaknya sangat sulit dihindari. Tentu saja, karena bahan makanan banyak dijual di sana. Hal yang patut diingat, sebaiknya jangan berlama-lama di supermarket. Tulislah daftar belanjaan dari rumah, untuk efesiensi waktu dan meminimalisir penyebaran viris. 

Apa risiko utama jika pergi ke pasar swalayan?

Saat pergi ke supermarket atau pusat berbelanja artinya kita akan menyentuh sesuatu yang kemungkinan sudah disentuh oleh orang lain.Misalnya trolley belanja, keranjang, dan saat melakukan pembayaran, baik di kasir maupun saat di mesin otomatis pembayaran.

Menurut Dr Meru Sheel, seorang ahli epidemiologi penyakit menular dari Australian National University, tak mudah menerapkan saran kesehatan untuk tidak menyentuh permukaan yang keras, di mana virus dapat bertahan selama beberapa hari. "Kita kesulitan mengikuti saran ini saat berbelanja," katanya.

Pihak supermarket di Australia gencar dalam membersihkan segala fasilitas mereka, termasuk trolley. Namun Dr Sheel mengingatkan, yang terpenting adalah tetap mencuci tangan dan hindari untuk menyentuh wajah.

"Segera cuci tangan dengan sabun, atau gunakan pembersih tangan dari alkohol untuk membersihkan dan mendisinfeksi tangan Anda," katanya. "Juga kurangi menyentuh bagian wajah tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu. Itu sangat penting," jelasnya.

Supermarket besar telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona, termasuk membuat beberapa tanda silang di lantai, tempat di mana konsumen diminta menjaga jarak satu sama lain.

Bisakah kita terjangkit virus corona dari makanan?

Setelah mengikuti cara berbelanja yang dianjurkan di atas, muncul pertanyaan penting, yaitu bagaimana keamanan bahan makanan tersebut? Jika apel yang baru kita beli sudah disentuh orang yang terpapar COVID-19, apakah aman untuk dimakan?

Cathy Moir, seorang ahli mikrobiologi dari Lembaga penelitian CSIRO, mengatakan risiko terpapar virus corona dari buah dan sayuran segar terbilang rendah. "Virus corona adalah virus pernapasan, bukan virus yang menyebar melalui makanan. Jika Anda memakannya, belum diketahui adanya kasus menular karena makanan," katanya.

Ia menjelaskan, meski kita tidak akan tertular virus dengan memakannya, ada kemungkinan justru ditularkan melalui kontak permukaan.

Sementara Dr Sheel mengatakan, anjuran keamanan pangan standar untuk mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi tetap perlu diterapkan. "Saya belum melihat adanya bukti tentang virus corona yang disebabkan oleh buah dan sayuran yang terkontaminasi," ujarnya.

Bagaimana dengan tas belanja?

Penyebaran virus corona melalui benda-benda yang disentuh bersama, seperti tas belanja atau trolley, mendorong sejumlah pihak untuk kembali menggunakan plastik belanja sekali pakai.

John Barilaro, seorang pejabat negara bagian New South Wales, mengusulkan agar konsumen untuk sementara tidak menggunakan tas belanja daur ulang. Ia mengatakan konsumen yang membawa tas belanja sendiri untuk menyimpannya di rumah agar mengurangi kemungkinan disentuh oleh orang lain seperti kasir supermarket.

"Sekarang waktunya untuk menggunakan kembali kantong plastik sekali pakai," katanya.

Namun Dr Sheel mengatakan belum diketahui adanya penyebaran virus corona melalui tas belanja konsumen. Tapi secara teori, hal itu bisa terjadi.

Dr Sheel menyarankan cara yang lebih baik untuk meminimalkan risiko adalah dengan kebersihan tangan dan tidak menyentuh wajah. "Ada banyak hal yang kita sentuh, tapi prinsipnya adalah jika Anda menyentuh sesuatu, jangan sampai menyentuh wajah Anda," ujar Dr Sheel.

"Cuci tangan sebelum makan dan minum, cuci tangan sesering mungkin," tegasnya. 

Sumber: ABC Indonesia

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar