Masker Semakin Langka, Para Relawan Ini Ciptakan Masker Sendiri

Minggu, 29/03/2020 13:30 WIB
Masyarakat saat ini banyak yang mengenakan masker saat berkegiatan diluar rumah terutama ditempat umum. Seperti terlihat di kawasan Jalan MH Thamrin pada Senin (2/3) banyak warga yang mengenakan masker. Robinsar Nainggolan

Masyarakat saat ini banyak yang mengenakan masker saat berkegiatan diluar rumah terutama ditempat umum. Seperti terlihat di kawasan Jalan MH Thamrin pada Senin (2/3) banyak warga yang mengenakan masker. Robinsar Nainggolan

law-justice.co - Kelangkaan alat kesehatan seperti masker membuat sebagian orang berani untuk membayar dengan harga tinggi. Hal itu dipicu karena terjadinya pembelian secara massal dan banyaknya oknum-oknum yang juga menimbun untuk mencari keuntungan dari wabah yang sedang melanda dunia.

Namun, dibalik keadaan yang terdesak muncul ide untuk membuat masker. Seperti relawan di seluruh Inggris Raya menggunakan printer 3D untuk membuat masker khusus bagi para tenaga medis yang menangani pasien terinfeksi corona (Covid-19).

Proyek bernama 3DCrowdUK, itu diluncurkan setelah para institusi medis meneriakkan kekhawatiran bakal langkanya persediaan karena penutupan sejumlah perusahaan penyuplai akibat wabah virus tersebut.

"Kami pada dasarnya mengajak semua orang di negara ini yang memiliki printer 3D, dan kami daftarkan mereka dalam proyek kami untuk membuat masker bagi para [tenaga medis] di NHS," ujar Seb Lee-Delisle yang merupakan seorang seniman digital dan juga pemilik printer 3D seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28/3).

"Saat ini kami memiliki lebih ratusan orang yang terlibat," imbuhnya.

Ia mengatakan masker itu mudah dibuat dengan mesin pencetak tiga dimensi tersebut. Setelah printer 3D membuat lingkaran, sebuah plastik film ditempatkan di depannya dan karet elastis di bagian belakang untuk menjaganya tetap di sana.

"Orang yang membuat bagian 3D akan mengemasnya dan mengirimnya ke hub terdekat, lalu di hub iu merka akan merakitnya, memasangkan lembaran plastik di depannya dan bagian elastis, lalu mengirimnya kepada mereka yang betul-betul membutuhkan," ujar Lee-Delisle.

"Ini sangat cepat, efektif untuk mendapatkan perlengkapan perlindungan di tangan-tangan pekerja NHS kami," sambungnya.

Stephen Stewart, seorang kepala komputer di Lochaber High School di Skotlandia barat, mengatakan dia mulai untuk mencetak masker muka setelah mendengar rumah sakit lokal betul-betul membutuhkan itu bagi para tenaga medis.

"Saat ini membutuhkan dua jam untuk mencetak satu, tapi saya harap bisa menguranginya di mana sekarang desainnya sedang disempurnakan," kata dia.

Stewart mengatakan sejauh ini dirinya sudah mencetak setidaknya lima masker dan mengirimnya ke rumah sakit Belford.

Desain masker itu sendiri disuplai Josef Prusa, seorang pencetak 3D yang berbasis di Republik Ceko.

Lee Delisle mengatakan para relawan memenuhi sendiri kebutuhan materi untuk mencetak masker, tapi mereka juga membuka ruang donasi publik agar alat perlindungan itu lebih banyak diproduksi dan dikirim ke rumah-rumah sakit di Inggris Raya.

Sementara itu, per Sabtu (28/3) pagi waktu setempat jumlah kematian akibat virus corona (Covid-19) di Inggris Raya telah melewati angka 1000 jiwa.

Seperti dilansir AFP, terjadi lonjakan kematian sebanyak 260 dalam sehari per akhir pekan ini. Data kementerian Kesehatan Inggris menunjukkan data terakhir pada Jumat sudah ada 759 kematian.

Hingga hari ini di Inggris sudah 120.776 yang menjalani tes Covid-19, dan 17.089 di antaranya terkonfirmasi positif terinfeksi.

(Bona Ricki Jeferson Siahaan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar