Waspadai Kopi dan Makanan Pedas saat Isolasi Corona

Minggu, 29/03/2020 17:56 WIB
Ilustrasi makanan pedas (Foto:iStockphoto)

Ilustrasi makanan pedas (Foto:iStockphoto)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah mengimbau masyarakat untuk isolasi mandiri dengan melakukan berbagai kegiatan termasuk belajar dan bekerja. Bisa jadi bagi mereka yang tak terbiasa merasa jenuh, stres dan situasi tidak nyaman. Oleh karena itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan informasi makanan dan minuman yang lebih baik dihindari.

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan menjelaskan, masyarakat sebaiknya mengurangi konsumsi kopi serta makanan pedas dalam situasi tidak nyaman atau stres, termasuk saat mulai melakukan isolasi mandiri menghindari penyebaran corona.

"Masyarakat sudah mulai isolasi mandiri. Jika salah satu efeknya ialah stres, maka yang pertama harus dikurangi adalah minum kopi," katanya, Sabtu 28 Maret 2020.

Kemudian, sebaiknya saat stres karena di rumah tidak banyak makan yang pedas-pedas serta mengurangi konsumsi makanan yang membuat lambung tidak nyaman.

Termasuk pula mengurangi makan makanan yang terlalu manis saat dalam kondisi stres. Sebab, hal itu dapat memboroskan vitamin-vitamin B yang sudah masuk ke dalam dan itu tidak baik.

Ia mengatakan perlu memperhatikan pola makan sebab saat seseorang stres, maka hal itu biasanya berhubungan dengan kondisi lambung yang menjadi bermasalah.

"Selain itu, pasokan makanan empat sehat yakni karbohidrat, lauk, sayur dan buah juga harus tetap diperhatikan dan dikonsumsi," katanya.

Selain menghindari sejumlah makanan saat berada dalam kondisi tidak nyaman atau stres, ia juga menganjurkan masyarakat untuk terus mengupayakan agar tubuh tetap bergerak dalam rangka antisipasi penyebaran corona.

Setidaknya masyarakat bisa olahraga secukupnya di teras rumah masing-masing sehingga tubuh tidak mengalami kelebihan kalori yang masuk namun tidak dikeluarkan.

"Jadi usahakan agar tetap bergerak meskipun hanya di teras masing-masing," katanya.

Bahkan, jika biasanya seseorang bisa menghabiskan 50 menit hingga satu jam untuk berolahraga, namun dalam situasi terbatas sebagaimana terjadi saat ini, hal itu cukup dilakukan 20 hingga 25 menit per hari, demikian kata Ali Khomsan. (Antara)

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar