Biar Jelas, Apa Itu Rapid Test dan Tipuan Makelar Alkes di Belakangnya

Jum'at, 27/03/2020 13:54 WIB
Ilustrasi Rapid Test. (Tempo.co)

Ilustrasi Rapid Test. (Tempo.co)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah Indonesia beberapa hari terakhir gencar menggelar rapid test atau tes cepat untuk memastikan sesorang terserang virus corona atau tidak. Masyrakat pun berondong-bondong untuk mengikutinya.

Namun, sebenarnya apa sih rapid test itu, dan bagaimana langkahnya. Untuk itu Ketua Nasional Rekan Indonesia, Agung Nugroho mnejelaskannya.

Rapid Test adalah salah satu metode uji laboratorium cepat untuk dapat mengetahui seberapa besar anti bodi dalam darah terbentuk. Rapid test, hanya bisa digunakan mendiagnosis keberadaan corona jika ada antibodi yang terbentuk saat seseorang menunjukkan gejala.

Anti bodi ini akan terbentuk secara otomatis jika tubuh kemasukan virus dan virus sudah dalam masa inkubasi. Disebut POSITIF. Jadi kalau virus tidak masuk ke dalam tubuh kita maka tidak ada anti body yang terbentuk dalam tubuh, disebut NEGATIF.

Nah apakah rapid test efektif dan valid ? TIDAK. Karena bisa saja pada saat di test virus yang ada dalam tubuh belum masuk masa inkubasi sehingga belum terbentuk anti bodi dalam darah. Sehingga metode rapid test itu harus dilakukan minimal 2 kali dengan rentang waktu dari rapid test pertama.

Lalu apa yang paling efektif dan valid untuk mengetahui seseorang itu positive atau negatif corona wuhan ? Yang paling valid dan efektif adalah pemeriksaan PCR ( Polymerase Chain Reaction) yakni pemeriksaan spesimen dari swab tenggorokan dan mulut, untuk mengetahui DNA virus dalam tubuh.

Apakah rapid test di Indonesia dengan Korsel sama? jawabannya sama. Sama sama menggunakan metode uji laboratorium cepat. Tapi samplingnya beda.

Kalau di Indonesia samplingnya darah (yang validitasnya kurang tepat karena hanya bisa melihat anti bodi dalam darah yang terbentuk karena adanya virus yang masuk dalam tubuh).
Kalau di Korsel, samplingnya adalah spesimen sweb (lendir di tenggorokan dan hidung). Yakni dengan menggunakan Q-tip (semacam stik panjang) untuk mengambil sampel di bagian belakang mulut dan tenggorokannya dan kemudian menempatkannya ke dalam tabung reaksi.
 
Jadi kenapa orang pada ribut pengen rapid test ? 
1. Kelas menengah di Indonesia adalah kelas menengah yang dungu (pinjem gaya Rocky Gerung). Sehingga gampang heboh dengan hal-hal baru tanpa pernah mau mencari tahu secara detail hal baru tersebut.

2. Sengaja dibentuk opini bahwa rapid test bisa mendeteksi kita negatif atau positif covid 19 agar alat rapid test laku dan RS Swasta juga laku karena banyak permintaan rapid test  (sejak wabah corona teejadi diperkirakan industri jasa RS bakal ambruk).

3. Fee impor yang besar buat makelar alkes rapid test yang sukses membodohi bangsa ini.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar