Gawat! Ada 5 Juta Korban Covid-19 Hingga Akhir April

Kamis, 26/03/2020 17:39 WIB
virus corona asal China (harianhaluan)

virus corona asal China (harianhaluan)

Jakarta, law-justice.co - Para pakar kesehatan menyatakan, Indonesia menghadapi lonjakan kasus penyebaran virus corona atau Covid-19. Hal itu, lantaran lambannya respons pemerintah dan terkesan menutupi terkait skala wabah di Indonesia. Hingga Kamis (26/3/2020), Indonesia tercatat memiliki 893 kasus pasien positif covid-19.

Tetapi data ini dianggap mengecilkan skala infeksi karena rendahnya jumlah tes di lapangan, dan tingkat kematian yang tinggi. Indonesia telah melaporkan 78 kematian, tertinggi di Asia Tenggara.

Dilansir dari Reuters, sebuah studi terkait Pusat Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London, Inggris, yang dirilis pada Senin, memperkirakan hanya dua persen dari jumlah keseluruhan kasus infeksi corona di Indonesia yang telah dilaporkan.

Hal itu berarti angka sebenarnya pasien dapat mencapai 34.200 orang, atau lebih banyak dari Iran. Pemodelan lain memproyeksikan, dalam skenario terburuk, jumlah kasus bisa meningkat hingga menyerang 5 juta orang terinfeksi di Jakarta pada akhir April mendatang.

"Kita telah kehilangan kendali, ini telah menyebar di mana-mana," kata ekonomi kesehatan masyarakat Ascobat Gani. "Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir kita berada dalam kisaran itu."

Sistem kesehatan Indonesia sangat buruk dibandingkan dengan negara lain, yang terkena dampak virus corona. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia hanya memiliki 321.544 tempat tidur rumah sakit.

Angka itu berarti sekitar 12 tempat tidur per 10 ribu orang. Bandingkan dengan Korea Selatan (Korsel) yang memiliki 115 per 10 ribu orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada 2017, WHO juga menemukan Indonesia hanya memiliki empat dokter per 10 ribu. Angka itu lebih rendah dibandingkan Italia yang memiliki 10 kali lebih banyak, atau Korsel yang memiliki dokter enam kali lebih banyak per kapita.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto membantah tentang hasil studi simulasi yang menunjukkan angka terburuk penularan corona. "Kita tidak akan sampai seperti itu," kata Yuri merujuk perbandingan wabah yang menyebar di Italia dan China.

"Yang penting adalah kita mengerahkan orang-orang ... mereka harus menjaga jarak."

Yuri menuturkan, dengan langkah-langkah menjaga jarak yang tepat, seharusnya tidak ada kebutuhan untuk tempat tidur tambahan dan staf medis yang ada cukup untuk mengatasi wabah corona.

Hanya saja, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Budi Waryanto, mengatakan, " Rumah sakit tidak siap untuk mendukung kasus-kasus yang bakal muncul. Perawatan akan terbatas." (wartaekonomi)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar