Suherman Nawas, Pengamat Komunikasi Politik

Bubarkan Jubir Istana Karena Berisik & Bikin Gaduh Komunikasi Covid-19

Selasa, 24/03/2020 13:44 WIB
Jubir presiden Fadjroel Rachman (kronologi)

Jubir presiden Fadjroel Rachman (kronologi)

Jakarta, law-justice.co - Saat ini publik butuh kesatuan komando komunikasi dari pihak istana, termasuk dari juru bicara istana. Tidak lebih dan tidak kurang. Bukan ucapan penyangkalan, apalagi tudingan yang tidak serampangan kepada kritik.

Terbaru, ucapan Fadjoel Rahman yang mengeluarkan ucapan melalui akun twitternya tentang para pecundang politik yang mengail keuntungan di tengah kesulitan masyarakat melawan Covid-19. Ucapan yang tidak sepantasnya menanggapi kritikan publik.

Tudingan para pecundang politik adalah salah kaprah. Apalagi menyatakan mengail keuntungan. Sebab kritik semestinya dijawab dengan kerja nyata. Melakukan komunikasi satu pintu terhadap beberapa kebijakan Rezim yang dipahami publik sepotong-potong.

Sebelumnya, persepsi publik terbentuk dari akumulasi berbagai komentar penyangkalan para menteri dan juru bicara istana sebelum ditetapkan bencana nasional non alam oleh Jokowi.

Sangat wajar bahwa publik menilai ‘ucapan’ dari juru bicara istana tidak relevan dan jauh dari substansi persoalan. Dimana persepsi publik lebih terbentuk bahwa rezim saat ini lebih mendewakan ekonomi, ketimbang keselamatan rakyat.

Dibeberapa kesempatan, juru bicara istana Ngabalin, malah terkesan nyinyir di beberapa kegiatan talk show terlevisi nasional. Berbicara selaku jubir Istana yang tidak meluruskan informasi, malah melahirkan polemik dan cendrung membuat amarah publik buncah.

Termasuk peyangkalan atas saran dari WHO untuk Indonesia bersikap waras dan tidak tebang pilih kebijakan. Dimana disarankan Indonesia mengambil langkah konkrit menutup pintu masuk bagi wisatawan.

Tapi hal ini tidak dilakukan. Dan saat ini rakyat Indonesia telah menjadi korban dan gagap melakukan tindakan mitigasi. Indonesia menjadi wilayah pandemik dan berstatus Darurat Nasional Non Alam. Dan tentu publik tidak ingin kesalahan komunikasi para jubir istana terulang.

Tapi apa lacur, Fadroel Rahman malah mengulang kesalahan menanggapi kritik. Dan memberikan label para pecundang politik. Menuding kritik dengan mengambil keuntungan dari pandemik Covid-19.

Dan sudah semestinya Para Jubir Istana untuk diisolasi total. Dinyatakan suspek gagal komunikasi kebijakan politik Jokowi. Bukannya meneduhkan, malah memperparah keadaan. Dan sudah semestinya untuk dibubarkan.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar