Inilah Plus Minus Avigan, Obat yang Dipesan Jokowi Atasi Covid-19

Sabtu, 21/03/2020 05:01 WIB
Obat Avigan untuk atasi Covid-19 (Youtube)

Obat Avigan untuk atasi Covid-19 (Youtube)

Jakarta, law-justice.co - Wabah virus corona yang terajdi di Indonesia kian masih. Data terakhir, Jumat (20/3/2020) yang diumumkan oleh Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menunjukkan ada 369 kasus positif COVID-19, 17 orang sembuh dan 32 orang meninggal.

Menanggapi hal itu, lewat konferensi pers yang diadakan di Istana Negara, Presiden Joko Widodo mengatakan akan mendatangkan 2 juta obat Avigan serta 3 juta klorokuin untuk mengatasi wabah virus corona di Indonesia.

Avigan atau Favipiravir yang diproduksi oleh perusahaan Jepang, Toyama Chemical, dinilai cukup efektif dalam mengatasi COVID-19.

Benarkah demikian? Ternyata ada plus minus dari obat ini;

1. Obat ini telah diteliti oleh peneliti asal Tiongkok

Lewat konferensi pers pada Selasa (17/3), Zhang Xinmin, direktur National Center for Biotechnology Development mengatakan kalau Avigan efektif dalam mengatasi COVID-19, ungkapnya di laman The Nikkei. Menurut Zhang, Avigan sangat aman dan efektif.

Avigan sendiri merupakan merk dagang dari obat influenza favipiravir. Obat ini dikembangkan untuk melawan virus RNA dan dibuat di tahun 2014, jelas laman Daily Sabah. Menurut Zhang, pasien yang mengonsumsi favipiravir memiliki hasil tes negatif dalam waktu rata-rata empat hari.

2. Avigan mempersingkat waktu pemulihan pasien

Berdasarkan ujicoba yang melibatkan 80 kasus yang dilakukan oleh salah satu rumah sakit di Shenzhen menunjukkan bahwa Avigan bisa mempersingkat waktu pemulihan pasien. Sementara, penelitian yang melibatkan 120 kasus yang dilakukan oleh Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan menghasilkan kesimpulan serupa.

Rata-rata waktu pemulihan bagi pasien COVID-19 adalah 11 hari. Sementara, jika memakai Avigan, hasil tes pasien akan negatif dalam waktu empat hari, terang Zhang di laman Daily Sabah. 91 persen pasien mengalami peningkatan kondisi paru-paru setelah diobati dengan favipiravir, berdasarkan hasil X-Ray mereka, ungkap laman The Guardian.

3. Tetapi, Avigan tidak efektif pada pasien yang memiliki gejala parah

Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, Avigan tidak efektif pada pasien COVID-19 yang memiliki gejala lebih parah. Avigan yang diberi ke 70-80 orang tidak berfungsi dengan baik karena virusnya sudah berlipat ganda, tutur laman The Guardian.

Berdasarkan studi klinis yang dilakukan oleh dokter di Jepang, Avigan lebih sesuai pada pasien dengan gejala ringan hingga sedang. Sebab, obat ini akan mencegah virus berkembangbiak, terang laman Tech Crunch.(idntimes)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar