Kader Gerindra Minta Anggaran Ibu Kota Baru Dialihkan Atasi Corona

Jum'at, 20/03/2020 19:39 WIB
Desain Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur (Kompas)

Desain Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono usul agar sejumlah dana di beberapa pos pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 dialihkan untuk penanganan virus corona atau Covid-19.

Ia menjelaskan, duit yang harus dialihkan untuk penanganan corona itu seperti pembangunan ibu kota baru (IKN0 di Kaltim, anggaran pertahanan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista), serta mobil-mobil pejabat.

"Anggaran pembangunan ibu kota baru, anggaran pertahanan untuk pembelian alutsista, serta mobil mobil pejabat, sebaiknya ditiadakan dulu dan dialihkan untuk pencegahan virus corona yang jauh lebih penting," kata Arief, Jumat (20/3).

Arief pun menyarankan semua pejabat negara, mulai level bupati, presiden, BUMN, harus rela gajinya dipotong hingga 25 persen untuk anggaran pencegahan virus corona.

"Karena anggaran pencegahan virus corona tidak ada yang bisa memprediksi berapa besar akan di habiskan," ungkap Arief.

Selain itu, Arief meminta Bank Indonesia serta pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa menghambat arus modal dalam bentuk mata uang dolar Amerika dan lainnya keluar secara bebas dari Indonesia. "Ini guna mencegah arus modal asing keluar dari Indonesia," tegasnya.

Namun, Arief menegaskan, harus ada insentif bagi investor yang tidak mengeluarkan modalnya dari Indonesia. "Misalnya berupa insentif potongan pajak," kata anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu.

Menurut Arief, bila tidak dilakukan maka arus modal keluar akan makin besar, dan BI tidak sanggup lagi melakukan intervensi untuk menekan mata uang dolar keluar yang berakibat rupiah bisa mencapai Rp 19 ribu per USD.

Arief menambahkan, bila rupiah terpuruk, akan berdampak pada persoalan kredit macet di perbankan. Sebab, industri-industri yang berbahan baku impor akan bermasalah, dan tidak mampu lagi berproduksi.

"Sebagai akibat bahan baku mahal karena kurs rupiah yang melemah, yang berakibat tidak mampu bayar kredit di bank," paparnya.

Lebih lanjut Arief menegaskan yang lebih penting adalah Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Jokowi - Wapres KH Ma`ruf Amin, harus satu komando dan suara.

"Jangan buat pernyataan-pernyataan yang membuat panik masyarakat terkait virus corona," tegas Arief. (jpnn)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar