Gerindra: Jokowi Terlalu Genit ke China, Siap-siap saja Hadapi Krisis!

Jum'at, 13/03/2020 08:24 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping (scmp.com)

Presiden Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping (scmp.com)

Jakarta, law-justice.co - Pencoretan Indonesia sebagai negara berkembang oleh Amerika Serikat yang berimbas pada dicabutnya fasilitas kemudahan tarif ekspor atau general system preference dinilai tak lepas dari mesranya hubungan Indonesia dengan China.

"Ini akibat terlalu genit Ke China selama Rezim Joko Widodo," kata Waketum Gerindra, Arief Poyuono dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Kamis (12/3).

Saat ini, lanjut Arief, AS lebih memilih negara tetangga seperti Thailand, Philipina, Malaysia, Vietnam, dan India untuk mengimpor barang-barang kebutuhan masyarakat Negeri Paman Sam itu.

Apesnya, China yang sempat dibangga-banggakan kini justru sedang mati-matian mengatasi wabah virus corona. Dijelaskan Arief, saat ini semua negara bahkan menutup lalu lintas warga China masuk ke negara mereka.

"Belum lagi China harus membereskan krisis utang di perbankannya yang belum selesai. Sudah terasa sekarang, China sudah mengurangi barang-barang dan komoditas impor dari Indonesia seperti batubara, nikel, CPO, dan lain-lain," tegasnya.

Melihat kondisi seperti saat ini, Ketum Serikat Buruh BUMN Bersatu ini ini pun mewanti-wanti kepada pemerintah Indonesia untuk menghadapi kemungkinan ambruknya nilai mata uang rupiah.

"Siap-siap mata uang dolar ditarik besar-besaran dari Indonesia oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Buktinya hari ini harga saham rontok hingga bursa saham di-suspend. Bentar lagi rupiah meroket hingga tembus 15 ribu/dolar," tegasnya.

"Kalau sudah begini, sangat mungkin krisis ekonomi akan terjadi, ditambah lagi kasus pembobolan Jiwasraya yang makin mengurangi kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia," tandasnya. (rmol.id).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar