5 Masalah Besar Ini Buat Jokowi Jatuh Seperti Bung Karno dan Soeharto

Selasa, 10/03/2020 14:44 WIB
Presiden Jokowi. (lassernewstoday.com)

Presiden Jokowi. (lassernewstoday.com)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Senior Rizal Ramli (RR) mengatakan bahwa krisis ekonomi akan terjadi di Indonesia. Krisis tersebut diproyeksi mendatangkan suatu dampak yang besar, seperti jatuhnya Jokowi dari kursi tertinggi RI. Sebab berdasarkan sejarah Indonesia, Bung Karno dan Soeharto jatuh karena krisis ekonomi.

RR mengungkapkan bahwa krisis ekonomi sendiri diproyeksi mengubah perpolitikan di Indonesia sesuai dengan sejarah yang pernah ada. "Kita lihat sejarah Indonesia, Bung Karno jatuh karena krisis ekonomi, Soeharto juga. Jadi sesuatu besar terjadi di Indonesia karena krisis ekonomi," katanya.

Menurut mantan Menko Perekonomian ini, terdapat faktor menjadi pendorong terjadinya krisis. Menurutnya, ada lima hal penting di sektor ekonomi pemerintahah Jokowi yang saat ini tengah memiliki masalah besar.

Lima hal tersebut yakni, indikator makro ekonomi yang merosot, daya beli yang menurun, kasus Jiwasraya, ekonomi digital yang mengalami koreksi valuasi, dan yang terakhir gagal panen para petani.

"Kelima gelembung ini akan terjadi bersama. Kalau masih satu-satu terjadi bisa diatasi. Kalau semua terjadi bersamaan, menjelang Lebaran bisa terjadi sesuatu yang besar di Indonesia. Bisa terjadi perubahan politik di Indonesia, bukan karena ada oposisi yang hebat, tapi karena krisis itu sendiri menciptakan suatu perubahan," kata RR.

Selain memprediksi adanya dampak besar yang akan terjadi jelang Lebaran nanti, ia menjelaskan bahwasanya dampak besar tersebut terjadi karena krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.

"Ini kan sudah terjadi pelan-pelan, the beginning. Sebetulnya sudah 2 tahun lalu kami ingatin, bahwa Rizal Ramli ngomong begini, solusinya begini. Tapi pemerintah terlalu jumawa, padahal nggak ngerti-ngerti amat. Akhirnya masalah itu semakin besar, gelembungnya semakin besar," lanjutnya.

Rizal mengklaim, dirinya sering memprediksi bagaimana nasib ekonomi Indonesia. Ia yakin, banyak ramalannya di bidang makro, korporasi dan bisnis, hampir menjadi kenyataan semua.

"Bukan karena Rizal Ramli punya indra ke-6. Karena kita sudah terbiasa memonitor semua masalah dengan angka. Kita bikin prediksi, simulasi, sehingga ramalan itu kebanyakan terjadi semua. seperti contoh Soeharto dulu," terangnya.

Disisi lain, kondisi ekonomi Indonesia disebutkan sudah terpuruk jauh sebelum mewabahnya virus corona atau Covid-19 di berbagai belahan dunia. Adapun wabah virus corona disebut bukan menjadi sumber keterpurukan ekonomi sebagaimana dikeluhkan pejabat pemerintahan.

"Wabah virus corona memang berdampak bagi ekonomi negara-negara di dunia saat ini, tetapi bagi Indonesia jauh sebelum adanya wabah, ekonomi sudah terpuruk," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Menurutnya, salah satu faktor paling mendasar yang menyebabkan ekonomi Indonesia stagnan bahkan cenderung terpuruk yakni karena para pemegang kebijakan dinilai tidak mampu mengatasinya.

"Tidak piawainya penyelenggara negara mengelola (ekonomi, red)," sesal Dedi Kurnia.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen.

Alasannya, virus corona dinilai bakal berdampak ke perekonomian tanah air. Hal itu sejalan dengan banyak yang memprediksi ekonomi Indonesia berpotensi turun 0,3 persen.(harianterbit)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar