Diungkap Psikolog, Ini Makna Tulisan Suram Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun

Senin, 09/03/2020 13:50 WIB
Diungkap Psikolog, Ini Makna Tulisan Suram Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun. (tribunnews).

Diungkap Psikolog, Ini Makna Tulisan Suram Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun. (tribunnews).

Jakarta, law-justice.co - Makna tulisan tangan NF siswa SMP bunuh anak 6 tahun akhirnya dikuak oleh psikolog

Satu kasus pembunuhan belakangan ini menjadi perbincangan viral di media sosial.

Ada arti terselubung dan bermakna mendalam dari tulisan yang dibuat oleh NF siswa SMP tersebut.

Khususnya kata-kata soal `Ayah` menjadi sorotan banyak pihak termasuk polisi.

Ulasan selengkapnya berikut.

Seorang siswi SMP bernisial NF (15) nekat melakukan pembunuhan kepada bocah berinisial APA (6).

Pembunuhan tersebut terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).

Polisi melakukan olah TKP di lokasi pelaku NF membunuh korbannya.

Pihak polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan.

Seperti Apakah Sosok NF Siswa SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Polisi Tak Menyangka (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI - vectorstock)

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, papan tulis dan buku catatan itu berisi curahan hati dari sang pelaku.

"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat. Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa Inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," ucapnya, Jumat (6/3/2020).

Dari hasil olah TKP tersbebut, polisi menduga pembunuhan telah direncanakan sebelumnya oleh pelaku.

Pasalnya, polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam salah satu buku catatan milik pelaku.

"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di lokasi.

"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan `keep calm and give me torture.`"

Buku catatan pelaku NF (Instagram)

Susatyo mengatakan, pihaknya akan langsung memeriksa dan mempelajari seluruh bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Ini akan menjadi bahan-bahan yang akan kami kumpulkan dari TKP untuk bisa kami kaji," kata dia.

Psikolog Membongkar Arti Tulisan NF

Kasus pembunuhan ini pun menarik perhatian dari psikolog sekaligus pakar mikro ekspresi, Poppy Amalya.

Melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (7/3/2020), Poppy mengaku prihatin dengan kasus pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur ini.

Postingan Poppy (Instagram)

Poppy pun lantas menganalisa tulisan yang ada di buku catatan pelaku yang kini dijadikan barang bukti pihak kepolisan.

Menurutnya, coretan NF yang berupa garis putus-putus menggambarkan pelaku tengah emosi dan marah.

"1. Perhatikan coretannya: gambar proyeksi emosi: terputus2, gambar org diikat, kaki kanan terputus: hal ini menggambarkan emosi tertahan dan kemarahan, kaki terputus lemah. Ia memproyeksikan dirinya lemah tdk punya pegangan. Berulang kali garis terputus: kecemasan, warna yg gelap: kondisi emosi marah," tulisnya.

Dari sisi tulisan, NF berulang kali menuliskan kata ayah, yang menurut Poppy, pelaku menyimpan kemarahan terhadap ayahnya.

"2. Tulisan: proyeksi perasaan. Berulang kali kata "ayah" muncul: biasanya kalau sampai pengulangan artinya ada fokus ke arah tsb: asumsi: lemahnya hubungan dgn ayah.

Dan ada kemarahan tdhp figurnya: karena ada kata "mati". Dan karena tdk kekuar emosinya; asumsi saya ia proyeksikan kemarahannya yg terpendam kepada ayah ia proyeksikan kepada anak kecil di bawah usianya. Sebagai pelampiasannya."

"3. Kenapa sampai melakukan: informasi di baca ybs kerap menonton youtube horor yg mungkin ada tindakan sadis, nah karena semua yg visual langsung masuk ke bawah sadar.

Di bawah sadar manusia letak syaraf yg atur gerakan atau perilaku. Jadi tanpa di analisa maka ia melakukan tanpa sadar. Di dukung oleh kemarahan."

Pakar mikro ekspresi ini menyebut bahwa pelaku masih memiliki hati nurani hingga berani menyerahkan pada polisi.

4. Menyerahkan diri: masih ada hati nurani dan rasa bersalah.

Selain itu, Poppy juga memberikan solusi agar pelaku mendapat mendampingan dari seorang psikologi.

Poopy menyarankan agar keluarga selalu mengajarkan kecerdasan emosi kepada anak agar kasus seupa tidak terjadi.

"5. Solusi: segara ada pendampingan psikolog BENERAN, khususnya psikolog klinis. Ambil hikmahnya ibu2 dan bapak2 utk memahami pentingkan arti "komunikasi dalam keluarga", ajarkan anak mengenal kecerdasan emosi. Dan pantau penggunakan you tube. Karena langsung masuk ke bawah sadar anak. Semoga keluarga kita di jauhkan hal negatif. Dan sayangi keluarga... utk keluarga korban, turut berduka cita.

Utk pelaku segara di dampingi psikolog. Utk penanganan dan teknik pembahasan pemikiran ada di #myhopebukupertamapoppy. Semua gambaran saya masih asumsi. Polisi pasti jauh lebih baik menanganinya secara profesional," pungkasnya, seperti dikutip dari Instagramnya yang telah terverifikasi @poppyamalya, (8/3/2020).

 

 
 
 
View this post on Instagram

Memprihatikan kasus seorang anak usia 15 tahun yang informasinya membubuh anak usia 6 tahun, saya coba analisa yg masih asumsi: 1. Perhatikan coretannya: gambar proyeksi emosi: terputus2, gambar org diikat, kaki kanan terputus: hal ini menggambarkan emosi tertahan dan kemarahan, kaki terputus lemah. Ia memproyeksikan dirinya lemah tdk punya pegangan. Berulang kali garis terputus: kecemasan, warna yg gelap: kondisi emosi marah. 2. Tulisan: proyeksi perasaan. Berulang kali kata "ayah" muncul: biasanya kalau sampai pengulangan artinya ada fokus ke arah tsb: asumsi: lemahnya hubungan dgn ayah. Dan ada kemarahan tdhp figurnya: karena ada kata "mati". Dan karena tdk kekuar emosinya; asumsi saya ia proyeksikan kemarahannya yg terpendam kepada ayah ia proyeksikan kepada anak kecil di bawah usianya. Sebagai pelampiasannya. 3. Kenaps sampai melakukan: informasi di baca ybs kerap menonton youtube horor yg mungkin ada tindakan sadis, nah karena semua yg visual langsung masuk ke bawah sadar. Di bawah sadar manusia letak syaraf yg atur gerakan atau perilaku. Jadi tanpa di analisa maka ia melakukan tanpa sadar. Di dukung oleh kemarahan. 4. Menyerahkan diri: masih ada hati nurani dan rasa bersalah. 5. Solusi: segara ada pendampingan psikolog BENERAN, khususnya psikolog klinis. Ambil hikmahnya ibu2 dan bapak2 utk memahami pentingkan arti "komunikasi dalam keluarga", ajarkan anak mengenal kecerdasan emosi. Dan pantau penggunakan you tube. Karena langsung masuk ke bawah sadar anak. Semoga keluarga kita di jauhkan hal negatif. Dan sayangi keluarga... utk keluarga korban, turut berduka cita. Utk pelaku segara di dampingi psikolog. Utk penanganan dan teknik pembahasan pemikiran ada di #myhopebukupertamapoppy. Semua gambaran saya masih asumsi. Polisi pasti jauh lebih baik menanganinya secara profesional. Poppy Amalya. M. Psi,. Psi. #ajarkananakkecerdasanemosi #dampingianak #analisapoppy #kasuspsikologis #youcanlietopoppy

A post shared by Micro Expression Expert (@poppyamalya) on

 

Kronologi Pembunuhan

Awalnya, keduanya sedang bermain di rumah NF.

Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya.

Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.

"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya. Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto (kanan), dan Wakil Kapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo (kiri), seusai melakukan olah TKP pembunuhan di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). (TribunJakarta.com/Dion Arya Bima Suci)

Pada saat itu, sambungnya, NF memiliki hasrat untuk membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepala korban.

Setelah tak bernapas, NF memasukkan jasad APA ke dalam ember dan ditutupi kain agar tak diketahui orangtuanya.

"Orang tua pelaku saat pulang ke rumahnya tidak mengetahui. Pelaku ada niatan untuk membuang mayatnya. Tetapi pelaku takut," sambungnya.

NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.

Siswi SMP pelaku pembunuhan anak kecil dalam lemari (Facebook/Istimewa via Sripoku.com)

Pada Jumat (6/3/2020) pagi, NF berinisiatif melaporkan kasusnya tersebut ke kantor Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat.

NF lalu membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.

"Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.

"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya. (jatim.tribunnews.com).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar