Cawagub DKI Nurmansjah: Penanganan Banjir Ahok Lebih Baik Dari Anies

Minggu, 08/03/2020 05:58 WIB
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari PKS Nurmansyah Lubis (detik)

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari PKS Nurmansyah Lubis (detik)

Jakarta, law-justice.co - Calon wakil Gubernur DKI Jakarta dari PKS, Nurmansjah Lubis, memaparkan solusi cara mengatasi banjir di ibukota bila memasuki musim hujan. Pria yang akrab disapa Aca itu mengaku akan membereskan drainase yang ada di seluruh DKI Jakarta.

Cara serupa, kata Aca, sudah diterapkan oleh Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki "Ahok" Tjahja Purnama.

"Sekarang ini permasalahannya drainase kota gak beres, (lalu dapat lagi) banjir kiriman. Kalau cuma sumur resapan saja tidak efektif. Ya, tentunya permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh Pak Anies," ungkap Nurmansjah ketika mengikuti acara ngobrol bareng calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Wilayah DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta pada Jumat (6/3).

Ia bahkan mengakui periode Ahok mengelola banjir di DKI Jakarta jauh lebih baik ketimbang Anies. Nurmansjah memaparkan pernyataannya itu untuk bisa merebut perhatian publik dalam rangka pemilihan orang nomor dua di DKI Jakarta yang akan digelar pada (23/3).

Bila terpilih, maka Nurmansjah praktis hanya mendampingi Anies yang tinggal memimpin DKI Jakarta selama 2,5 tahun ke depan. Lalu, apa saja terobosan yang ingin Nurmansjah buat bagi warga DKI Jakarta?

1. Nurmansjah Lubis penanganan banjir di era Ahok lebih efektif ketimbang periode Anies

Isu banjir sudah jadi santapan setiap tahun bagi warga DKI Jakarta. Namun, memasuki tahun 2020, warga DKI Jakarta harus berbesar hati menghadapi banjir hampir setiap bulan.

Tercatat, setidaknya sudah ada tiga banjir besar di awal tahun 2020. Pertama, tanggal 1 Januari, 23 Februari dan 25 Februari.

Data dari Kementerian PUPR, banjir terakhir yang melanda DKI Jakarta disebut bukan bersumber dari kiriman air dari Bogor. Padahal, selama ini, itu klaim Pemprov DKI Jakarta. Hal itu disebabkan, karena drainase yang tidak berfungsi dengan baik dan wilayah yang seharusnya dijadikan resapan air malah disulap menjadi bangunan pemukiman dan pusat perbelanjaan.

"Sekarang ini permasalahannya drainase kota gak beres, (lalu ditambah) banjir kiriman. Kalau cuma (mengandalkan) sumur resapan saja tidak efektif. Ya, tentunya permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh Pak Anies", kata Nurmansjah.

Ia juga mengatakan kalau cara penanganan banjir di era pemerintahan Ahok lebih efektif ketimbang era Anies. Mantan Mendikbud itu lebih mengandalkan naturalisasi. Seharusnya dengan kebijakan naturalisasi, sungai sepanjang 33 kilometer dikeruk. Namun, sejak pergubnya diteken, luas sungai yang dikeruk baru sepanjang 16 kilometer.

Alhasil ketika musim hujan tiba dan mengguyur dalam intensitas tinggi, sungai tak mampu menampung dan melimpah ke jalan serta pemukiman warga.

 

2. Cawagub Nurmansjah menilai Pemerintah DKI keras kepala dalam menangani banjir

Lebih lanjut Nurmansjah menilai apa yang sudah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menangani banjir tidak efektif. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta dengan pemerintah pusat tidak sejalan untuk mencari solusi banjir. Nurmansjah menyebut Pemprov DKI Jakarta begitu keras kepala.

Padahal, dalam menangani banjir, kata Nurmansjah, diperlukan win-win solution, agar tidak ada pihak yang dirugikan.

"Duit dibuang untuk pengendalian banjir. Biaya untuk menangani banjir gak sedikit, Rp1,5 triliun aja gak cukup," kata Nurmansjah.

Untuk kepentingan agar rumah warga tak lagi direndam banjir, maka dibutuhkan koordinasi dari pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta. Lalu, dibuat perencanaan jangka pendek dan panjang.

3. Nurmansjah Lubis optimistis bisa mengalahkan Ahmad Riza Patria dalam pemilihan cawagub DKI Jakarta

Ketika terpilih nanti, Nurmansjah mengaku akan berkoordinasi dengan Anies dalam menangani masalah banjir. Ia juga berjanji akan bekerja keras dalam mengatasi banjir, bencana tahunan, yang mengepung ibu kota.

Ia juga sempat menyindir kandidat cawagub lainnya dari Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria. Nurmansjah mendorong sebaiknya Riza mundur saja dari pemilihan cawagub, karena ketika ia ikut dalam kontestasi itu, maka ia harus kehilangan posisinya sebagai anggota DPR di Senayan.

"Kalau bapak jadi wagub, berarti bapak kehilangan jabatan di DPR. Tapi kalau saya yang jadi wagub, bapak bisa bantu saya tanpa harus kehilangan jabatan," ujar Nurmansjah kepada Riza dengan nada bercanda.

Debat antara Nurmansjah dengan Riza tak berlangsung menegangkan. Memang keduanya melempar argumen, namun sesekali diiringi dengan candaan sehingga membuat peserta yang hadir tersenyum dan tertawa.

Nurmansjah dan Riza pun sadar seandainya terpilih jadi wagub DKI, mereka akan dirisak oleh warganet di media sosial. Tetapi, mereka mengaku tak memusingkan hal itu. Masing-masing optimistis bisa membantu Anies untuk menjadikan Jakarta kota yang lebih baik. (idntimes).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar