Bantai Umat Islam, Begini Ancaman Keras Khamenei ke Pemerintah India

Sabtu, 07/03/2020 07:48 WIB
Tokoh Iran Ayatullah Imam Sayyid Ali Khamenei (politico)

Tokoh Iran Ayatullah Imam Sayyid Ali Khamenei (politico)

Jakarta, law-justice.co - Kerusuhan yang terjadi di India beberapa waktu lalu menjadi sorotan pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Imam Sayyid Ali Khamenei. Ia mendesak pemerintah India untuk mengambil tindakan terhadap kerusuhan tersebut. Melalui akun Twitternya ia meminta pemerintah India harus melawan kelompok ektrimis Hindu demi hentikan kerusuhan.

"Hati umat Muslim di seluruh dunia berduka akibat pembantaian umat Muslim di India. Pemerintah India harus melawan kelompok ekstremis Hindu dan para pendukungnya dan menghentikan pembantaian terhadap umat Muslim supaya India tidak dikucilkan dari dunia Islam," cuit Khamenei pada Jumat (6/3) lewat akun @Khamenei_ir.

Tidak hanya Khamenei, Menteri Luar Negeri Iran, Muhammad Javad Zarif, pun menyoroti kerusuhan tersebut. "Iran mengecam gelombang kekerasan yang terorganisir di India. Selama berabad-abad, Iran adalah sahabat India. Kami mendesak pemerintah India untuk memastikan kesejahteraan seluruh warga India dan tidak membiarkan aksi preman. Langkah untuk maju adalah dengan cara dialog perdamaian dan penegakan hukum," cuit Zarif, lewat akun resminya @JZarif, Jumat (6/3).

Sebagaimana telah dituliskan pada 2 Maret lalu, bahwa kerusuhan yang terjadi di India adalah kerusuhan mengerikan yang terjadi dalam 70 tahun terakhir. Ketua Komite Perlindungan Sipil India, Dr Faheem Baig, yang memimpin pawai damai pasca kerusuhan, mengatakan bahwa kerusuhan yang telah terjadi di New Delhi telah menyebabkan kerugian besar.

"Kekerasan yang terjadi di timur laut Delhi pekan lalu telah menyebabkan kerugian bagi kedua komunitas. Dalam 70 tahun terakhir, Delhi belum pernah melihat pemandangan seperti itu terutama di Yamunapar," katanya.

Ia juga menyebut kerusuhan tersebut adalah sebuah konspirasi. Di mulai dari pidato yang memprovokasi hasutan untuk memecah-belah umat Islam dan Hindu. (Rmol)

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar