Pelajar di Jakarta Bunuh Bocah 5 Tahun, Mayatnya Disimpan di Lemari

Sabtu, 07/03/2020 05:01 WIB
Ilustrasi pembunuhan terhadap bocah oleh pelajar (inews)

Ilustrasi pembunuhan terhadap bocah oleh pelajar (inews)

Jakarta, law-justice.co - Kabar menggemparkan dan sadis kembali terjadi di Jakarta. Seorang pelajar berinisial NF (15) diamankan oleh Polisi karena membunuh bocah berinisial APA (5), tetangganya di kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

NF menyerahkan diri ke pihak berwajib karena bingung menangani jasad korban yang sempat disimpan di lemarinya selama satu malam sejak Kamis (5/3).

"Akhirnya dia memutuskan berangkat ke sekolah pakai seragam. Tetapi di tengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri telah melakukan pembunuhan ke Polsek Taman Sari," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto di lokasi olah TKP, Jumat.

Namun usai diselidiki, rupanya lokasi tersangka berada di kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat sehingga akhirnya Polsek Taman Sari menghubungi Polsek Sawah Besar.

"Polsek Sawah Besar langsung melakukan pengecekan dan benar di dalam lemari itu ada sosok korban," kata Heru.

Ketua RT setempat, Sofyan, 47, mengatakan bahwa memang benar korban dilaporkan hilang ke Polsek Sawah Besar sejak Kamis (5/3) malam.

“Kami cari (korban), ke rumah-rumah warga, ke kamar-kamar kosong, semua kami cari. Bahkan sampai ke got dicari, akhirnya mantan ketua RW dan binmas meminta untuk lapor saja ke Polsek Sawah Besar, saya bersama orang tua (korban) melapor sampai jam 24.00 WIB," kata Sofyan.

Berdasarkan kesaksian warga sekitar, Yuli (45), NF dan APA memang sering bermain bersama sehingga tidak ada kecurigaan untuk mengecek lemari NF ketika APA hilang.

"Itu ibunya (korban) cari semalaman, sampai ke daerah Taman Sari, dikira diculik," kata Yuli.

Lebih lanjut polisi masih akan melakukan pendalaman kasus terkait peristiwa hukum yang dilakukan oleh anak bersatus di bawah umur itu.

"Ini butuh pendalaman lebih dalam mungkin kami akan panggil ahli psikiater (kejiwaan) karena data-data yang kami dapat bersama pak Wakapolres ada hal-hal yang agak berbeda," kata Heru.(jpnn)

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar