Virus Corona Ganas & Dolar Ngamuk, Harga Obat Terancam Melonjak

Selasa, 03/03/2020 08:14 WIB
Ilustrasi Obat-obatan (langitsultra.com)

Ilustrasi Obat-obatan (langitsultra.com)

Jakarta, law-justice.co - Akibat dampak virus corona yang sudah meluas di dunia membuat industri farmasi di dalam negeri dibayangi ketidakpastian.

Kenaikan harga bahan baku sudah diakui oleh pelaku industri apalagi ada masalah kurs, sehingga bisa berpotensi mengerek harga obat.

Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tren melemah. Pada Senin (2/3/2020), US$ 1 dihargai Rp 14.350 kala pembukaan pasar spot, padahal pekan-pekan sebelumnya dolar masih sekitar Rp 13.900-an.

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Vidjongtius buka suara soal kondisi ini. Ia bilang kurs rupiah penting sekali bagi Kalbe Farma dan dunia farmasi secara umum karena mayoritas bahan baku obat masih impor khususnya dari China. Ia berharap pelemahan rupiah hanya temporer, tak berkepanjangan.

Saat bersamaan wabah corona memang akan berdampak pada pasokan bahan baku industri farmasi terutama dari China. Perseroan fokus mencari jalan keluar dari persoalan ini, karena bila berkepanjangan dampak corona akan mempengaruhi produksi dan pertumbuhan.

"Kalau lebih dari satu kuartal bisa mempengaruhi pertumbuhan, ini kita coba perlu kompensasi dari produk lain, dan distribusi yang berbeda," katanya.

Ia bilang saat ini perseroan fokus pada mengamankan ketersediaan bahan baku, karena akan mempengaruhi roda produksi, sehingga harus diantisipasi sejak dini. Menurutnya jangan sampai pada kuartal II-2020 persoalan bahan baku masih jadi masalah.

"Memang harga pasti naik, namanya sumber bahan baku dunia banyak dari RRT (China). Jadi memang secara global terjadi dampak, kita perlu cari second sources. Kita punya double vendor untuk menekan risiko," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat mewanti-wanti, industri farmasi bakal terkena dampaknya dari fenomena wabah Corona. Sebabnya, saat ini kebutuhan impor obat masih mencapai 90% untuk dalam negeri. (CNBCIndonesia).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar