Mahathir Mohamad soal PM Baru: Sebenarnya Muhyiddin Pengkhianat!

Senin, 02/03/2020 06:47 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Business Line)

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Business Line)

Jakarta, law-justice.co - Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengaku tidak setuju dengan sosok Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Muhyiddin Yassin.

Ia bahkan menganggap Muhyiddin adalah pengkhianat partai dan negara yang sebenarnya.

"Azmin Ali mempunyai agenda tersendiri, tetapi pengkhianat sebenarnya adalah Muhyiddin yang memang bercita-cita untuk menjadi Perdana Menteri," ucap Mahathir dalam jumpa pers yang dilangsungkan sebelum pelantikan Muhyiddin di Istana Negara pada Minggu (1/3) pagi, dikutip kantor berita Bernama.

Di depan wartawan, Mahathir menganggap Muhyiddin tidak memiliki mayoritas suara dari Dewan Rakyat (parlemen Malaysia) sehingga tidak pantas diangkat sebagai PM.

Politikus berusia 93 tahun itu mendorong anggota parlemen untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) itu.

Selain itu, Mahathir juga mengatakan bahwa dia dan lima lagi anggota parlemen dari Partai Bersatu tidak mendukung pelantikan Tan Sri Muhyidin jadi Perdana Menteri.

"Muhyiddin bukan Perdana Menteri yang tepat," kata dia.

Sejauh ini, Muhyiddin sendiri belum menanggapi soal tudingan Mahathir tersebut.

Diketahui, Mahathir mundur dari jabatannya sebagai PM ke-7 Malaysia pada Senin (24/2). Pengunduran diri itu diduga terkait dengan manuver politik dalam tubuh Pakatan Harapan yang berupaya membentuk koalisi baru dengan menggandeng UMNO, partai oposisi yang sempat berkuasa di era PM Najib Razak.

Pembentukan koalisi baru itu disebut digagas oleh mantan wakil Partai Keadilan Rakyat (PKR), Mohamad Azmin Ali, yang terdiri dari Partai Bersatu, UMNO, dan Partai islam SeMalaysia (PAS).

PKR lantas memutuskan memecat Azmin dan sejumlah politikus koalisi lainnya yang dianggap berkhianat. (CNNIndonesia).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar