Kelakuan Ridwan Kamil Saat Banjir di Jabar Tuai Kontroversi

Jum'at, 28/02/2020 14:44 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Bipol.co)

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Bipol.co)

Jakarta, law-justice.co - Bencana banjir tidak hanya merendam DKI Jakarta yang dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan. Ternyata banjir juga menghantui Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Ridwan Kamil.

Sejumlah daerah Jawa Barat yang mengalami banjir terparah antara lain seperti Bekasi. Berdasarkan data BPBD Kota Bekasi hingga Selasa (26/2/2020) malam pukul 22.00 WIB, banjir di wilayah tersebut telah meluas hingga 12 kecamatan.

Banjir di Bekasi kemarin juga menyebabkan 391 sekolah terendam banjir sehingga terpaksa diliburkan. Tak hanya itu, banjir yang terjadi di Kota Bekasi juga menyebabkan empat orang meninggal dunia.

Kabupaten Karawang juga dilanda banjir yang berdampak ke 54 desa dan 26 kecamatan. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Telukjambe Barat, Pangkalan, Karawang Barat dan Regasdengklok dengan ketinggian berkisarra 50-200 sentimeter, sebanyak 47.670 ribu jiwa terdampak.

Pemerintah Daerah Karawang bahkan telah menetapkan wilayah tersebut dengan status tanggap darurat bencana alam. Sebab tidak hanya terjadi banjir, tetapi juga longsor dan angin puting beliung.

Status ini berlaku pada periode 14 hari, terhitung sejak 26 Februari 2020 hingga 10 Maret 2020.

Selanjutnya banjir juga terparah juga terjadi di Subang, Jawa Barat. Banjir itu melanda delapan kecamatan hingga menyebabkan 4.058 pemukiman terendam dan 2.819 jiwa mengungsi.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Provinsi Jawa Barat, delapan kecamatan terdampak banjir yakni Kecamatan Pamanukan, Pusakanagara, Pusakajaya, Compreng, Ciasem, Binong, Purwadadi, dan Pagaden.

Setelah mendengar kabar Kabupaten Subang dilanda banjir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membatalkan kunjungan kerja ke dua negara, setelah Australia, untuk menemui langsung korban terdampak.

"Saya sebagai gubernur memutuskan akan pulang [ke Indonesia], [Kunjungan] dua negara saya batalkan, ada enam sampai tujuh agenda dibatalkan," kata Kang Emil, sapaan akrabnya, saat melakukan video konferensi dari Australia seperti dikutip dari Antara.

Kontroversi Ridwan Kamil Saat Banjir

Selama terjadi banjir dua bulan terakhir ini, Januari sampai Februari 2020. Ridwan Kamil Ridwan malah menyerahkan permasalahan banjir ke masing-masing perangkat daerah.

Peran gubernur di Jabar, menurutnya, tidak secara langsung mengambil keputusan di tingkat kabupaten/kota. Sebab otoritas ada bupati/wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat.

"Jadi yang diharapkan, pertama BPBD Jabar harus lebih responsif dan melaporkan ke publik reponsivitasnya," kata dia.

"Saya amati per hari ini, seringkali Gubernur Jabar itu disamakan teknisnya, seperti wali kota/bupati, padahal tupoksi ada di level kota/kabupaten," lanjutnya.

Pada saat banjir melanda daerah Jawa Barat, Ridwan Kamil malah asik bermain Tiktok bersama aktris Cinta Laura Kiehl dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal. Kelakuannya itu mendapat kritik yang cukup tajam dari publik.

Kemudian baru-baru ini, Ridwan Kamil malah mangkir saat diundang oleh Komisi V DPR RI untuk membahas permasalahan banjir di Jabodetabek.

Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengaku kecewa Gubernur Jabar itu tidak hadir dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut.

"Kami merasa tidak dihargailah. Ini bentuk tidak menghargai undangan dari DPR," kata dia di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).

Kritik DPRD Jabar

Anggota DPRD Jabar dari Komisi V Abdul Hadi mengatakan, pemerintah seharusnya sejak awal sudah bisa memprediksi banjir yang terjadi awal pekan ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan menyebabkan sungai meluap.

"Jadi memang ini sebuah fenomena atau siklus yang harusnya bisa diprediksi. Ketika tahun lalu cenderung untuk hari-hari itu kering maka hari ini bisa diprediksi akan terjadi hujan," kata Hadi saat dihubungi, Rabu (26/2/2020).

Dia juga mengaku sangat kecewa dengan Dinas Sosial Pemprov Jabar yang menolak kenaikan anggaran buffer stock untuk kebutuhan banjir. Selain itu, ia mengkritik Ridwan Kamil yang memilih pergi ke luar negeri saat terjadi banjir besar di Jabar.

"Kami menyayangkan sekali seharusnya pak Ridwan Kamil setelah acara puncak pertemuan di Australia terlaksana, adalah lebih bijak untuk pulang ke Jawa Barat. Ibarat kapal ya kapal ini butuh nahkoda," katanya.

Anggota DPRD Jawa Barat dari Partai Demokrat Irfan Suryanagara meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Iebih memperhatikan warga korban banjir di Jawa Barat. Karena kehadiran seorang pemimpin daerah sangat penting bagi psikologis masyarakat korban bencana.

"Pemprov itu harus peduli, itu kan wilayah Jabar. Tolong ada rasa empati, kepala daerah (gubernur) datanglah ke tempat banjir," kata dia saat dihubungi, Rabu (26/2/2020).

Ketua fraksi Partai Demokrat Asep Wahyu Wijaya tak bisa menilai apakah Ridwan Kamil siap dalam menghadapi banjir yang terjadi di Jawa Barat. Ia mengatakan beban tersebut terlalu berat jika hanya ditanggung oleh Pemprov Jabar sendiri.

Oleh karena itu, ia pun menyarankan agar Ridwan Kamil dapat bekerja sama dengan Pemerintah kabupaten/kota, bahkan Pemerintah pusat sekalipun dalam menangani banjir di daerah Jabar.

Kerjasama itu seperti jika terjadi titik-titik banjir di lingkup Kabupaten/kota, maka sudah tugas Pemerintah daerah tersebut yang menanganinya.

"Tapi, kalo melihat kondisi cakupan bencananya sudah melebar ke beberapa Kabupaten/kota seperti sekarang, ya Pemprov harus tampil di depan untuk berkoordinasi dengan Pemkot dan Pemkab serta ke Pusat juga," kata dia kepada Tirto, Kamis (27/2/2020).

Untuk antisipasi banjir ke depan, dia menyarankan agar Ridwan Kamil membuat perencanaan program pembangunan yang matang dengan disesuaikan dengan kondisi anggaran yang ada. (Tirto.id).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar